Pengamat: Merpati Wajib Mati Karena Menyusahkan Negara

Jika tetap hidup, Merpati hanya akan membuat susah negara lantaran tumpukan utang,

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 16 Jun 2014, 15:52 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2014, 15:52 WIB
Merpati
(Foto: Liputan6.com

Liputan6.com, Jakarta - Upaya penyelamatan pemerintah terhadap nasib PT Merpati Nusantara Airlines Tbk (MNA) jutsru tak digubris Pengamat Ekonomi dari Universitas Indonesia (UI), Faisal H Basri.

Dia bahkan meminta pemerintah untuk mematikan maskapai penerbangan pelat merah itu.

"Merpati wajib mati sebab ongkos mematikannya lebih murah dibanding di bailout," kata dia dalam Diskusi Penjualan Bank Mutiara di Jakarta, Senin (16/6/2014).

Jika tetap hidup, Faisal beralasan, Merpati hanya akan membuat susah negara lantaran tumpukan utang, baik kepada pemerintah maupun perusahaan lain.

Untuk hal ini, pemerintah sudah mengucurkan dana tidak sedikit supaya maskapai pertama di Indonesia itu tetap hidup.

Kondisi Merpati saat ini, dia bilang, cukup mengkhawatirkan di mana posisi utang sekarang yang mencapai Rp 7,6 triliun telah melebihi jumlah aset.

"Merpati juga sudah kehilangan landasan pijakan bisnis. Dulu Merpati kuasai penerbangan perintis, tapi sekarang Susi Air justru bisa memberi harga di bawah Merpati," cetus Faisal.(Fik/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya