Harga Minyak Mentah Bakal Capai US$ 116 Per Barel

Minyak mentah jenis Brent untuk pengiriman Agustus naik 48 sen atau 0,4 persen menjadi US$ 112,94 per barel.

oleh Arthur Gideon diperbarui 17 Jun 2014, 06:41 WIB
Diterbitkan 17 Jun 2014, 06:41 WIB
Ilustrasi Tambang Minyak 5 (Liputan6.com/M.Iqbal)
Ilustrasi Tambang Minyak 5 (Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, New York - Harga minyak mentah diperkirakan bakal melambung terimbas konflik Irak yang tak kunjung mereda. Para analis memperkirakan harga minyak mentah bakal menyentuh level US$ 116 per barel di akhir tahun nanti.

Minyak mentah jenis Brent untuk pengiriman Agustus naik 48 sen atau 0,4 persen menjadi US$ 112,94 per barel di London ICE Futures Europe exchange.

Sedangkan harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) turun 1 persen menjadi US$ 106,90 per barel di New York Mercantile Exchange, Amerika Serikat (AS).

Analis Macquarie Group Ltd, Vikas Dwivedi memperkirakan harga minyak mentah jenis Brent akan berada di level US$ 116 di kuartal keempat tahun ini.

Untuk diketahui, menurut Bloomberg, Vikas merupakan analis yang mempunyai perkiraan harga minyak mentah yang selalu tepat sepanjang kuartal pertama tahun ini.

Perkiraan harga minyak mentah yang melambung cukup tinggi pada kuartal keempat tersebut diperkirakan terjadi karena imbas dari konflik di Irak.

Konflik antara Sunni dan Syah diperkirakan bakal memperuncing terjadinya perang saudara. konflik tersebut diperkirakan akan mempengaruhi pasokan minyak mentah dunia.

Irak sebagai salah satu produsen minyak mentah terbesar yang tergabung dalam organisasi negara-negara pengekspor minyal (OPEC) merupakan negara yang menyediakan sekurang-kurangnya 60 persen pasokan minyak di dunia.

"Pelaku pasar sedikit terpengaruh akan berita-berita mengenai ketegangan di Irak," jelas Kepala Presiden Strategic Energy & Economic Research, Winchester, Massachusetts, AS,  Michael Lynch, seperti ditulis oleh Bloomberg, Selasa (17/6/2014).

Di saat konflik di Irak terjadi, menurut  International Energy Agency, permintaan akan minyak terus melambung pada kuartal terakhir tahun ini. Hal tersebut memicu kenaikan harga minyak mentah. (Gdn)

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya