5 Negara yang Paling Besar Anggaran Militernya

Sejumlah negara meningkatkan anggaran militernya karena seiring pertumbuhan ekonominya dan sengketa teritorial.

oleh Agustina Melani diperbarui 14 Jul 2014, 03:15 WIB
Diterbitkan 14 Jul 2014, 03:15 WIB
Normandia Diserbu Veteran dan Kendaraan Perang Tentara Sekutu
Foto yang diambil pada 6 Juni 1944 silam menggambarkan tentara sekutu turun di pantai Normandia, Perancis untuk sebuah operasi militer yang dikenal dengan sebutan "D-Day". (REUTERS/National Archives of Canada)

Liputan6.com, New York - Pengeluaran biaya militer global terus menurun sejak tahun lalu. Akan tetapi biaya pengeluaran belanja modal militer sebenarnya meningkat di sebagian besar dunia.

Mengutip USA Today, Minggu (13/7/2014), belanja militer AS masih menyumbang sekitar 37 persen dari total pengeluaran militer global pada 2014. Jumlah ini menurun dalam beberaoa tahun terakhir.

The Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) mengukur pengeluaran militer tahunan untuk sebagian besar negara-negara bersenjata di dunia. Menurut SIPRI, AS menghabiskan biaya sekitar US$ 618 miliar untuk militer pada 2013. Jumlah ini tiga kali lipat dari anggaran China sekitar US$ 171 miliar.

Menurut Sam Perlo-Freemen, peneliti senior dan kepala proyek SIPRI, sejumlah negara terutama di Eropa Barat melakukan penghematan untuk pengeluaran militer. SIPRI melakukan pendataan terhadap pengeluaran militer suatu negara melihat dari ekspor dan impor militer serta pengeluaran militer dari produk domestik burto (PDB).

Di AS, pengeluaran militer lebih rendah karena sebagai upaya mengurangi defisit. Akan tetapi sebagian besar biaya militer ditarik untuk Iran dan Afganistan. Puncak pengeluaran militer AS terjadi pada 2010. Belanja militer pun turun 14 persen di tengah kekhawatiran tentang utang nasional.

Hal terjadi di Inggris. Negara beribukota London ini secara dramatis menurunkan pengeluaran militer. Akan tetapi di negara-negara lain, pengeluaran militernya meningkat. Ada sejumlah faktor yang membuat pengeluaran militer itu meningkat yaitu karena perekonomian negara.

"Anda perlu memiliki pertumbuhan PDB untuk dapat membayar pengeluaran militer yang lebih tinggi," ujar Perlo-Freeman.

Hal ini terbukti di China. Pengeluaran militernya telah tumbuh secara proporsional dengan pertumbuhan ekonomi negara itu.

"Ketika Anda melihat pertumbuhan ekonomi, itu sepenuhnya alami dengan pengeluaran meningkat," kata Perlo-Freeman.

Anggaran militer yang signifikan di China dan modernisasi angkatan bersenjatanya telah menimbulkan ketegangan di Asia Tenggara dan Asia Timur Laut. Sengketa teritorial dikombinasikan dengan pengeluaran tinggi. Hal ini juga membuat Jepang meningkatkan biaya anggaran militer karena sengketa teritorial dengan China.

Selain itu, konflik regional juga telah menyebabkan negara-negara untuk meningkatkan ukuran militernya. Pertama, Aljazair, negara pertama di Afrika yang anggaran militernya melebihi US$ 10 miliar pada 2013. Hal itu karena ketidakstabilan dan kerusuhan di dalam negara itu.

Ketegangan antara Pakistan dan India juga telah berkontribusi terhadap India yang menjadi importir senjata terbesar di dunia pada 2013.

Sejumlah negara membiayai pengeluaran militer melalui pendapatan minyak. Hal itu karena sumber langsung dari pendapatan untuk pemerintah yang menghindari pajak meningkat.

Berikut negara yang memiliki anggaran militer tertinggi:

1. Amerika Serikat

Anggaran militernya: US$ 618,7 miliar.
Total biaya militer itu sekitar 3,8 persen dari produk domestik bruto (PDB)

2. China

Anggaran militernya: US$ 171,4 miliar
Anggaran militernya sekitar 2 persen dari produk domestik bruto (PDB)

3. Rusia

Anggaran militernya: US$ 84,9 miliar
Anggaran militernya 4,1 persen dari PDB

4. Arab Saudi

Anggaran militernya: US$ 62, 8 miliar
Biaya militernya 9,3 persen dari PDB

5. Prancis

Anggaran militernya US$ 62, 3 miliar
Biaya militernya 2,2 persen dari PDB

(Ahm/)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya