Ini Strategi Pengusaha Jaga Kelancaran Arus Barang di Pelabuhan

INSA berharap strategi yang dilakukan oleh pengusaha juga mampu diimbangi oleh operator pelabuhan.

oleh Septian Deny diperbarui 20 Jul 2014, 15:01 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2014, 15:01 WIB
Bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Data PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) bongkar muat peti kemas selama 2010 naik 23 persen.(Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Bulan Ramadan memberikan pengaruh terhadap kegiatan di pelabuhan terutama pada kegiatan bongkar muat peti kemas. Namun hal tersebut diharapkan tidak mengganggu kelancaran distribusi arus barang dari pelabuhan ke daerah pemasaran.

"Pada saat puasa memang sedikit memberikan pengaruh karena dalam puasa ada waktu jedah sehingga kegiatannya agak turun sementara permintaan distribusi makin tinggi," ujar Wakil Ketua Indonesia National Shipowners Association (INSA) Asmari Herry saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, seperti ditulis Minggu (20/7/2014).

Dia mengatakan, untuk mengatasi hal tersebut, para pengusaha pelabuhan biasanya melakukan penambahan pekerja sehingga kegiatan-kegiatan bongkar muat tidak terlalu lama terhenti karena ditinggalkan pekerja yang menjalankan puasa.

"Kami juga harus menghormati pekerja pelabuhan yang berpuasa, memberikan waktu untuk sahur dan berbuka yang pada bulan normal hal itu tidak ada. Misalnya biasanya pekerjaan 8 orang maka ditambah pada saat itu 15 orang sehingga waktu jedahnya sedikit karena bisa bergantian," lanjutnya.

Dengan penambahan pekerja tersebut, diakui Asmari memang akan menambah biaya yang harus dikeluarkan oleh pengusaha. Namun hal tersebut dinilai masih dalam batas wajar dan telah dilakukan setiap tahun sehingga pengusaha telah memiliki persiapan.

"Produktivitas memang akan berkurang, tetapi itu logis dan wajar tetapi supaya output tidak berkurang maka perlu ada tambahan biaya. Tapi extra cost-nya tidak besar jika dibandingkan dampaknya kalau tidak dilakukan penambahan pekerja. Karena  itu kan untuk menjaga aktivitas dan kelancaran arus barang," jelas dia.

Namun Asmari juga berharap strategi yang dilakukan oleh pengusaha ini juga mampu diimbangi oleh operator pelabuhan sehingga tidka terjadi penumpukan barang yang berpotensi merugikan pengusaha.

"Nah ini tinggal bagaimana operator pelabuhan dalam menjaga dwelling time-nya dan menjaga kondisi tingkat isian lapangan penumpukan atau Yard Occupancy Ratio (YOR)," tandasnya. (Dny/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya