Tol Laut Jokowi Perlu Disinkronkan dengan Pendulum Nusantara

selama ini regulasi pemerintah selalu tumpang tindih sehingga sulit untuk menjalankan sebuah konsep baru.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 27 Agu 2014, 18:17 WIB
Diterbitkan 27 Agu 2014, 18:17 WIB
Pengusaha Sebut Tol Laut Sama dengan Pendulum Nusantara
Konsep tol laut sebenarnya sama dengan konsep dari proyek Pendulum Nusantara.

Liputan6.com, Jakarta - Para pengusaha memandang konsep tol laut yang dicetuskan oleh presiden terpilih 2014-2019 Joko Widodo sangat realistis. Namun jika ingin diwujudkan dalam program maka harus disinkronkan dengan program lain yang sudah ada.

Wakil Kamar Dagang Industri (Kadin) Indonesia Bidang Permberdayaan Daerah, Natsir Mansyur menilai, untuk mewujudkan konsep tol laut, terdapat beberapa catatan yang harus diperhatikan oleh Joko Widodo.

"Memang harus ada sesuatu yang menyambungkan satu pulau ke pulau lain. Namun masih perlu catatan, pertama penyamaan persepsi mulai dari penerapan  Sistem Logistik Nasional (Sislognas) sesuai dengan Perpres 2012. Kemudian mengenai Pendulum Nusantara," kata dia di Jakarta, Rabu (27/8/2014).

Menurut Natsir, ketiga program tersebut mesti segera diharmonisasikan supaya lebih efektif untuk menekan biaya logistik.

Selain itu perlu adanya dukungan dari pemerintah mengenai regulasi. Pasalnya, selama ini regulasi pemerintah tumpang tindih.

"Pemerintah, egoisme bisa disatukan karena kita lihat  Bappenas lain, Perhubungan lain. Saya minta ada koordinasi sehingga berjalan efektif," ujar dia. Tak hanya itu, untuk mendorong konsep tol Laut, harus adapersedian kapal yang cukup.

Oleh karena itu, perlu ada sebuah lembaga keuangan yang mendukung secara finansial perusahan-perusahaan perkapalan ini.

"Terakhir perlu lembaga keuangan untuk industri maritim, dulu ada, tapi sekarang sudah tutup.  Dibuat secepat mungkin apakah bank, atau non bank, multifinance, karena dibutuhkan  buat industri kita,"tukasnya.

Untuk diketahui, Tol Laut yang digagas Joko Widodo adalah dibukanya jalur untuk kapal-kapal besar yang menghubungkan pelabuhan-pelabuhan utama di Indonesia. Sehingga, kapal akan rutin berlayar dari Sumatera sampai Papua. (Amd/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya