Dukung Tol Laut Jokowi, BUMN Pelabuhan Harus Bentuk Holding

Jika memang Jokowi serius ingin menjalankan ide tol laut, maka ia harus mendapat dukungan juga dari DPR RI.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 02 Okt 2014, 19:17 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2014, 19:17 WIB
Pengusaha Sebut Tol Laut Sama dengan Pendulum Nusantara
Konsep tol laut sebenarnya sama dengan konsep dari proyek Pendulum Nusantara.

Liputan6.com, Surabaya - Pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Joko Widodo dan Jusuf Kalla berencana untuk mengembangkan sektor maritim dengan membangun tol laut.

Untuk mendukung hal tersebut, Dahlan Iskan yang saat ini masih menjabat sebagai Meteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyatakan bahwa ide tol laut tersebut harus didukung dengan kualitas perusahaan bidang maritim yang memadai.

‎Salah satu yang harus dilakukan adalah dengan penggabungan perusahaan yang bergerak di bidang operator pelabuhan, dalam hal ini PT Pelabuhan Indonesia I hingga IV.

"Untuk pelabuhan, kalau memang tol laut itu harus terjadi maka pelabuhan harus jadi holding," kata Dahlan di Surabaya, Kamis (2/10/2014).

Menurutnya, ‎salah satu penggabungan perusahaan ini merupakan bentuk efektifitas perusahaan plat merah yang sebelumnya sudah di rancang dari puluhan tahun lalu.

Selain itu, Dahlan melanjutkan, jika memang Jokowi serius ingin menjalankan ide tol laut, maka ia harus mendapat dukungan juga dari DPR RI selaku lembaga yang memberikan persetujuan setiap kebijakan pemerintah.

"Dibicarakan nanti dengan yang baru, karena tujuannya untuk maju, kita diskusikan yang tidak emosional, yang rasional, karena untuk kebaikan perusahaan apa yang akan ditempuh kan tidak boleh emosional-emosiaonal," pungkasnya.

Seperti diketahui, dalam rangka efektifitas perusahaan milik pemerintah, Dahlan telah meresmikan dua holding BUMN yaitu holding perkebunan dan holding kehutanan.

Untuk holding perkebunan, PT Perkebunan Nusantara III didaulat sebagai induk holding sedangkan Perum Perhutani sebagai induk holding BUMN kehutanan. (Yas/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya