Liputan6.com, Jakarta - Pelantikan Joko Widodo (Jokowi) sebagai Presiden RI ke-7 tinggal menghitung jam. Momen ini pun menandai semakin dekat pemerintahan baru akan merealisasikan ide tol laut dan mencapai ambisi sebagai Poros Maritim Dunia.
Analis Kebijakan Publik sekaligus Tim Transisi Jokowi-Jusuf Kalla, Andrinov A Chaniago mengatakan, ada 9 agenda strategis yang menjadi prioritas pemerintah Jokowi-JK. Dari 9 agenda tersebut, ada 4 agenda yang menjadi fokus utama, yaitu soal pangan, maritim, energi dan infrastruktur.
"Di sektor maritim, Jokowi-JK menggagas tol laut atau pendulum nusantara untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia," kata dia dalam keterangan resminya di Jakarta, Minggu (19/10/2014).
Saat ini, diakui Andrinov, ketimpangan logistik terlihat jelas di seluruh wilayah Indonesia. Sebagai contoh di Papua, Maluku Utara dan Kalimantan Timur, harga barang sangat tinggi karena sulitnya akses distribusi barang.
"Jadi tol laut bertujuan untuk meniadakan kesenjangan harga barang dan distribusi barang tidak terkonsentrasi di wilayah tertentu saja. Konsep ini juga berguna mengatasi inefisiensi di pelabuhan," ujar Andrianov.
Kata Andrianov, dalam mewujudkan tol laut, Indonesia memerlukan hub internasional (pelabuhan) di wilayah Barat, Timur dan Utara. Hanya saja dia masih belum bisa memastikan mana pelabuhan yang cukup strategis untuk dijadikan hub internasional di wilayah tersebut.
"Jika gagasan itu terealisasi bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi negara yang besar dan disegani oleh masyarakat dunia," tegas dia.
Mengenai alokasi dana untuk mendukung program tersebut, sambungnya, pemerintah mengalokasikan anggaran lebih besar dalam APBN. Dia berharap minimal mencapai empat kali lipat dari anggaran tahun-tahun sebelumnya.
"Pak Jokowi rencananya akan mendeklarasikan kabinet di Terminal Peti Kemas. Secara politis memang tidak ada nilainya, tapi ini menunjukkan seberapa serius beliau ingin menjadikan Indonesia menjadi Poros Maritim Dunia," cetus Andrinov.
Sementara itu, Direktur Perkapalan dan Kepelautan Kementerian Perhubungan, Sahattua P. Simatupang, mengungkapkan instansinya siap mendukung setiap kebijakan yang akan diambil oleh pemerintahan baru.
Indonesia, lanjutnya, mendapat julukan negara kepulauan. Negara ini memiliki ribuan pelabuhan yang siap menjadi penghubung antar wilayah dari seluruh penjuru nusantara.
"Tapi perlu pengembangan prasarana pelabuhan, peningkatan sarana angkutan laut, pembenahan sistem manajemen, peningkatan sumber daya manusia, serta pengembangan prasarana dan sarana multimoda agar tol laut ini dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan," tandas Sahattua. (Fik/Ahm/igw)
RI Butuh Pelabuhan Internasional untuk Jadi Poros Maritim Dunia
Anggota Tim Transisi, Andrinov Chaniago menuturkan, Indonesia membutuhkan hub internasional untuk realisasikan ambisi sebagai poros maritim.
diperbarui 19 Okt 2014, 14:31 WIBDiterbitkan 19 Okt 2014, 14:31 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Seputar Tren Perawatan Kecantikan Polinukleotida, Pengganti Filler dan Botox yang Dianggap Ketinggalan Zaman
Aksi Mahasiswa Bandung: Buka 2025 dengan Luapan Kemarahan ke Pejabat Hedon
Polres Pemalang Pastikan Pengusutan Kasus Penipuan Penerimaan Polri Profesional, Pelaku Ditahan
Exco PSSI Ucap Terima Kasih STY dan Sebut Sang Pelatih Timnas Indonesia sebagai Bagian Sejarah, Sinyal Apa?
Menkomdigi Tegaskan Seluruh Sekolah di Daerah 3T Harus Dapat Akses Internet
Hasil PLN Mobile Proliga 2025: Sabina Altynbekova Sakit Kepala, Yogya Falcons Tak Berdaya Lawan Bandung bjb Tandamata
Candi Prambanan Dikunjungi 167 Ribu Orang periode Libur Natal dan Tahun Baru
Wujudkan Langkah Nyata Menuju Generasi Emas Indonesia 2045, Program Makan Bergizi Gratis Siap Dimulai
7 Berita dari Indonesia Curi Perhatian Warga di Australia, WNI Penipu hingga Harvey Moeis Korupsi
Miliarder Teknologi Panen Besar pada 2024, Elon Musk Puncaki Posisi Kekayaan
Petenis Korea Jadi Juara di Bali, Direktur Turnamen: Atlet Indonesia Dapat Pengalaman Berharga
Proporsionalitas dan Profesionalitas Polri Diuji Kasus Pemerasan DWP