Warga Donggala Terima 18 Karung Beras Berkutu

Raskin dikirim Bulog pada 14 Oktober 2014 dengan jumlah 125 karung. Lalu pada 20 Oktober 2014 saat diperiksa, ditemukan 18 karung.

oleh Dio Pratama diperbarui 24 Okt 2014, 20:15 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2014, 20:15 WIB
Harga Beras
(Fotografer: M Taufan SP Bustan)

Liputan6.com, Donggala - Beras miskin (raskin) yang didistribusikan oleh Bulog Sulawesi Tenggara (Sulteng), kepada warga di Kelurahan Maleni, Kecamatan Banawa, Kabupaten Donggala dalam kondisi rusak. Akibatnya, raskin yang dikemas dalam karung 15 kilogram (kg) tersebut tidak dapat dikonsumsi dan dikembalikan ke gudang Bulog.

Lurah Maleni, Khomaeni yang dikonfirmasi oleh Liputan6.com membenarkan kejadian itu. Dia menyebutkan, raskin dalam kondisi berkutu, berdebu, dan hancur. Raskin tersebut, dikirim Bulog pada 14 Oktober 2014 dengan jumlah 125 karung. Lalu pada 20 Oktober 2014 saat diperiksa,  ditemukan 18 karung rusak.

"Raskin jatah bulan Oktober. Sebelumnya, memang sudah didistribusikan kepada warga di Kelurahan Maleni, namun karena ada yang ditemukan rusak sebanyak 18 karung, makanya warga mengembalikannya," terangnya di Donggala, Jumat (24/10/2014).

Menurut Khomaeni, saat menerima pihaknya tidak menduga akan menerima beras dalam kondisi rusak, pasalnya pihaknya sudah percaya kepada Bulog.

"Selain percaya kepada Bulog, warga kami juga tidak pernah mengeluh saat pendistribusian sebelum-sebelumnya, namun karena kali ini sangat fatal makanya ada keluhan warga sehingga dikembalikan ke gudang Bulog di Palu," imbuhnya.

Kepala Bagian Pelayanan Publik Bulog Sulteng, Abdul Gani membantah, ada raskin dalam kondisi rusak dengan berkutu, berdebu, dan hancur yang dikirim ke warga di Kelurahan Maleni.

"Rusak karena berdebu saja, tidak ada yang sampai berkutu dan hancur. 18 Karung raskin itu juga sudah kami ganti dengan beras yang bagus, 21 Oktober 2014, lalu," terangnya dikonfirmasi terpisah di Palu.

Menurut dia, peristiwa yang terjadi di Kelurahan Maleni sudah sering terjadi di sejumlah kelurahan dan desa di Sulteng. Pasalnya, beras yang berdebu tersebut luput dari pengawasan saat tiba di gudang.

"Beras itu kan masuk berton-ton ke gudang. Dalam jumlah besar itu, tidak bisa diperiksa semuanya, makanya ada yang sedikit berbedu, itulah mungkin yang ikut terkirim ke Kelurahan Maleni," tandas Gani. (Dio Pratama/Gdn)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya