TPID Yogya Gelar Rapat Antisipasi Kenaikan Harga BBM Subsidi

Untuk mengantisipasi dampak dari kenaikan harga BBM subsidi, BI berkoordinasi dengan TPID Kabupaten dan Kota.

oleh Yanuar H diperbarui 04 Nov 2014, 18:13 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2014, 18:13 WIB
Inflasi
Ilustrasi Inflasi (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Yogyakarta - Pemerintah berencana menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi pada tahun ini. Untuk mengantisipasi kenaikan inflasi akibat kenaikan harga BBM subsidi tersebut, Tim pengendali inflasi daerah (TPID) DIY melakukan koordinasi bersama.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jogja Arief Budi Santoso mengatakan, untuk mengantisipasi dampak dari kenaikan harga BBM subsidi, pihaknya berkoordinasi dengan TPID Kabupaten dan Kota untuk menyusun kebijakan agar inflasi tidak naik secara signifikan.

"Tim Pengendali Infasi Daerah harus melakukan koordinasi dengan baik menjaga inflasi DIY di bulan November dan Desember," ujar Arif Selasa (4/11/2014).

Arief yang juga Koordinator TPID DIY menjelaskan, selama bulan Oktober 2014 laju inflasi di DIY sangat terkendali. Pihaknya mampu menjaga nilai rupiah dari sisi kebutuhan konsumsi bahan pangan masyarakat. Ia berharap di bulan November ini laju inflasi tidak jauh berbeda dengan bulan sebelumnya.

"Kalo kaitan dengan inflasi, kemarin kami di bulan Oktober cukup rendah 0,28 persen. Harapan saya bulan november tidak jauh dari itu, yang perlu diwaspadai adalah kenaikan rencana BBM kenaikan berapapun kami harus siap," ujarnya.

Arif menjelaskan ada faktor-faktor di luar konsumsi bahan pangan yang mempengaruhi laju inflasi di DIY. Faktor yang mempengaruhi laju inflasi di luar konsumsi bahan pangan yakni kenaikan harga BBM, kenaikan tarif dasar listrik dan kenaikan harga elpiji.

"Perhitungan temen-temen di Jakarta kalo di Jogja ini kenaikan seribu mungkin kenaikan inflasi sekitar satu persen. Kami lihat kalo dua ribu ya dua persen. Kalo normal target  4,5 persen Jogja tercapai. Kalau ada kenaikan tiga ribu misalnya ya sama seperti tahun lalu. Tahun lalu 7,32 persen," ujarnya. (Fathi mahmud/Gdn)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya