Harga BBM Bersubsidi Naik Tak Ganggu Industri CPO

Sekjen Gapki, Joko Supriyono menuturkan, kenaikan harga BBM bersubsidi dapat diatasi dengan meningkatkan produktivitas di industri CPO.

oleh Septian Deny diperbarui 06 Nov 2014, 17:19 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2014, 17:19 WIB
Ilustrasi CPO 5 (Liputan6.com/M.Iqbal)
Ilustrasi CPO 5 (Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, Jakarta - Rencana pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi dinilai tidak akan berpengaruh besar terhadap produksi dan harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO).

Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Joko Supriyono mengatakan, hal ini lantaran dalam proses produksi, industri CPO tidak banyak menggunakan BBM bersubsidi.

"Pengaruhnya sebenarnya tidak langsung karena sawit tidak banyak menggunakan BBM. Kita tidak dominan menggunakan BBM. Tapi memang banyak nanti keterkaitannya," ujar Joko di Kantor GAPKI, Jakarta, Kamis (6/11/2014).

Menurut Joko, kenaikan harga BBM bersubsidi nantinya akan banyak berpengaruh pada hal-hal di luar proses produksi seperti kenaikan tarif transportasi dan kenaikan harga barang kebutuhan lain. Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap kenaikan upah buruh yang bekerja pada industri CPO.

"Kalkulasi belum karena belum tahu juga naiknya berapa. Tapi contoh upah tenaga kerja katanya naik 44 persen tahun depan, itu juga menjadi beban," lanjutnya.

Meski demikian, Joko mengungkapkan kenaikan ini bisa diatasi jika industri mampu menaikkan produktivitas. Dengan demikian, margin yang diperoleh oleh industri tetap dapat menutupi kenaikan biaya produksi akibat kenaikan upah.

"Jadi bagimana kita mensiasati kenaikan cost supaya bisa mendapat margin yang tetap baik. Caranya bagaimana setiap perusahaan meningkatkan produktivitas. Jadi hal ini bisa disiasati dengan peningkatan produksi," tandasnya. (Dny/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya