Masyarakat Diminta Sadar Bila Krisis Listrik di Depan Mata

Salah satu kendala untuk mengatasi krisis listrik terkait masalah pembebasan lahan untuk membangun infrastuktur kelistrikan.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 07 Nov 2014, 10:29 WIB
Diterbitkan 07 Nov 2014, 10:29 WIB
Foto ilustrasi listrik
(Foto: Dokumentasi PLN)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Ketenaga Listrikan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jarman menyatakan untuk mengatasi krisis listrik memerlukan peran semua pihak termasuk masyarakat.

Dia pun meminta masyarakat sadar jika potensi krisis listrik sudah di depan mata.  "Tanpa adanya kesadaran bersama dari semua pihak terkait termasuk masyarakat, krisis listrik akan sulit dihindari," kata Jarman di Jakarta, Jumat (7/11/2014).

Dia mengatakan, salah satu kendala untuk mengatasi krisis listrik terkait masalah pembebasan lahan untuk membangun infrastuktur kelistrikan.

Padahal pembangunan infrastruktur merupakan salah satu cara pemerintah bisa memenuhi kebutuhan listrik masyarakat.

Namun di lapangan, dalam proses untuk memenuhi kebutuhan listrik tersebut sering bersinggungan juga dengan masyarakat. "Persoalan inilah yang selama ini sering menghambat," tuturnya.

Jarman mencontohkan, proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang,  Padahal, segala proses telah dilakukan sesuai dengan peraturan Undang-undang No 22 tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

"Kita dalam melaksanakan program tentunya akan berpegang pada payung hukum," pungkas dia. (Pew/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya