Pekan Ini, Harga Emas Belum Mampu Bergerak Naik

Pekan lalu, para partisipan memprediksi harga emas akan melemah. Benar saja, sepanjang pekan lalu harga emas melemah US$ 7 per ounce.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 10 Nov 2014, 07:41 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2014, 07:41 WIB
Ilustrasi Harga Emas
Ilustrasi Harga Emas (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta - Pada pekan lalu, penguatan harga emas hanya terjadi pada akhir pekan sana. Sedangkan pada hari-hari sebelumnya, harga emas terus tertekan. Pada minggu ini, sebagian besar partisipan dalam Kitco News Gold Survey memprediksi harga emas akan kembali turun.

Mengutip laman Forbes, Sabtu (8/11/2014), 14 dari 23 partisipan pekan ini memprediksi harga emas pada minggu ini akan lebih rendah dibanding minggu lalu. Sebaliknya, enam lain melihat harganya berpeluang membaik.

Sedangkan tiga responden melihat harga emas akan stagnan alias tak bergerak. Survei dilakukan pada para pialang, pedagang emas, bank investasi, dan sejumlah analis pergerakan harga emas.

Pekan lalu, para partisipan memprediksi harga emas akan melemah. Benar saja, sepanjang pekan lalu harga emas melemah US$ 7 per ounce.

Para partisipan yang memprediksi harga emas akan melemah pekan ini mengatakan, tren harga emas sedang turun meskipun akhir pekan lalu sempat menguat.

Pemilik Phoenix Futures and Options Kevin Grady mengatakan, penguatan pada akhir pekan lalu hanyalah sedikit pemulihan dari pelemahan-pelemahan sebelumnya.

"Kami melihat adanya kemungkinan aksi jual. Terlebih semua data cenderung negatif untuk emas, yang kita lihat sekarang hanyalah pemulihan tipis harga emas dan itu cukup baik untuk pasar," terangnya.

Sementara mereka yang melihat harga emas lebih tinggi mengatakan, pasar akan melanjutkan penguatan tipis akhir pekan lalu. Pakar strategi pasar senior di CMC Markets Colin Cieszynski mengatakan, terlalu banyak berita besar dua pekan terakhir yang menguatkan dolar dan melemahkan harga emas.

Meski begitu, analis pasar emas dan pialang senior Frank Lesh mengatakan, data tenaga kerja baru AS diprediksi dapat memicu aksi jual dolar dan menguatkan harga emas. (sis/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya