Liputan6.com, Jakarta - Rencana moratorium atau penghentian sementara penerimaan Pegawai Negeri Sipil (PNS) disikapi dingin oleh Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN). Kebijakan tersebut hanya akan menutup rapat pintu pemerintah mendapatkan PNS berkualitas.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB), Yuddy Chrisnandi sebelumnya tak merasa khawatir akan kekurangan pegawai. Namun KASN menilai pernyataan itu sebagai ketidaktahuan pejabat negara terhadap reformasi birokrasi.
"(MenPAN RB) dia perlu waktu buat belajar," sindir Ketua KASN, Sofian Effendi saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, seperti ditulis Selasa (23/12/2014).
Menurut Dewan Pakar The Habibie Center ini, moratorium penerimaan PNS dapat diterapkan apabila Indonesia sudah memiliki para aparatur sipil yang berkualitas dan terampil.
"Jangan menutup orang lain yang punya kualitas bagus untuk jadi PNS dengan moratorium. Kan bisa tes, cari yang terbaik," tegas dia,
Dengan basis penduduk sekira 250 juta jiwa, Sofian mengatakan, Indonesia seharusnya mempunyai jumlah PNS di atas 5 juta pegawai. Tapi dalam catatannya hanya 4,3 juta PNS saat ini.
"Makanya pelayanan publik buruk karena kita kekurangan PNS. Belum lagi pendistribusian PNS nggak benar, karena banyak menumpuk di kantor pusat, sedangkan kantor pelayanan sangat kurang," paparnya.
Dia mengamati kurangnya perhatian pemerintah untuk mendidik dan melatih PNS sejak masa pengangkatan sampai pensiun.
"Bagaimana berharap mutu PNS tinggi, wong nggak pernah di training. Pendidikan PNS dulu kan banyak SLTA tapi bukan berarti nggak pintar dan punya keahlian yang nggak dimiliki Sarjana baru. Jadi training sangat penting," tandas Sofian.
Seperti diberikan sebelumnya, pemerintah memastikan akan melakukan moratorium penerimaan PNS selama 5 tahun. MenPAN RB menjelaskan kebijakan ini diperlukan karena belanja barang kebutuhan PNS telah memberi beban pada APBN.
"Belanja barang, belanja pegawai di APBN 2014 itu sudah terlalu tinggi 41%. Setiap pengadaan satu orang pegawai, itu akan diikuti oleh peningkatan biaya barang dan modal. Saya merekrut Anda, apa saya cuma bayar gaji Anda? Kan tidak," kata Yuddy.
Menurut pemerintah negara baru akan sehat bila belanja untuk PNS di kisaran 30 persen. Hal itu baru bisa dilakukan bila menerapkan moratorium. Dengan moratorium, belanja barang kebutuhan PNS tentu akan berkurang. (Fik/Ahm)
Moratorium Penerimaan PNS Tetap Berlaku, Ini Kata Komite Aparatur
Moratorium penerimaan pegawai negeri sipil (PNS) dinilai hanya menghambat pemerintah mendapatkan PNS berkualitas terbaik.
diperbarui 23 Des 2014, 09:00 WIBDiterbitkan 23 Des 2014, 09:00 WIB
Advertisement
Live Streaming
Powered by
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Polisi Ringkus Pelaku Curanmor Gunakan Gerobak Barang Bekas di Depok
Begini Penampakan Samsung Galaxy S25 Edge yang Diperkenalkan di Akhir Acara Galaxy Unpacked 2025!
Sinopsis dan Daftar Pemain Film 'Nosferatu', Terkonfirmasi Tayang di Indonesia pada 5 Februari 2025
Melania Trump Disebut Sontek Selera Fesyen Kate Middleton, Pancarkan Aura Berbeda
Teleskop James Webb Tangkap Penampakan Gema Cahaya
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Kamis 23 Januari 2025
Kolaborasi Tanam Jagung Serentak di Pemalang, Dukung Swasembada Pangan
Cara Pre-order Samsung Galaxy S25 Series, Harga, dan Apa Saja Bonusnya?
Skrining Kesehatan Gratis Telan Rp 4,7 Triliun, Menkes Budi: Program Terbesar dalam Sejarah
Cek Deretan Bonus Pre-order Samsung Galaxy S25, Galaxy S25 Plus, dan Galaxy S25 Ultra di Indonesia
Mengenal Ringeeng Ayangk, Potret Anak Muda yang Berjuang Pertahankan Budaya
Ini Perbandingan Spesifikasi Samsung Galaxy S25, Galaxy S25 Plus, dan Galaxy S25 Ultra