Faisal Basri: Penentuan Harga Premium Pakai Rumus Aneh

Formula harga untuk premium tidak jelas karena tidak ada patokan harga komoditas itu di pasar internasional.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 27 Des 2014, 10:52 WIB
Diterbitkan 27 Des 2014, 10:52 WIB
Faisal Basri
(Foto: Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi mengungkapkan alasan penghapusan bahan bakar (BBM) untuk jenis premium atau setara RON 88 dan menggantinya dengan BBM RON 92.

Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi Faisal Basri menerangkan, formula harga untuk premium tidak jelas dan menggunakan rumus aneh karena tidak adanya patokan harga komoditas tersebut di pasar internasional.

"Poses pembentukan harga  tidak jelas. Tidak dilengkapi dinamika pasar karena tidak ada pasar RON88 di Asia Tenggara . Tidak ada yg memproduksi, jadi untuk menetapkan harga RON 88 pakai rumus aneh," kata dia di Jakarta, Sabtu (27/12/2014).

Lalu, dia mengatakan karena tidak jelasnya pasar menjadi tempat yang empuk bagi para mafia. "Karena tidak pasar dan harga, seolah RON 88 berada di ruang gelap muncullah mafia-mafia. Jadi menentukan harga tidak lewat pasar," lanjutnya.

Kemudian, dia mengungkapkan alasan yang kuat untuk menghapus premium karena harga minyak dunia yang sedang turun. Dengan perhitungan rumus yang digunakan, dia bilang ada selisih Rp 800 per liter sehingga pemerintah untung.

"Jadi ada selisih sekitar Rp 800. Ini momen bagus, bahkan pemerintah untung jika premium dihapus. Rakyat juga untung dengan harga murah, bisa dapat bensin lebih baik dengan RON 92," tutur dia. (Amd/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya