Soal Asuransi, Bos AirAsia Tak Bakal Lari dari Tanggung Jawab

CEO AirASia Group Tony Fernandes mengaku tak akan lari dari seluruh tanggung Jawab perusahaan secara finansial pada para keluarga korban.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 31 Des 2014, 15:34 WIB
Diterbitkan 31 Des 2014, 15:34 WIB
 CEO AirAsia Temui Keluarga Korban
CEO AirAsia Tony Fernandes mendengarkan komentar pihak keluarga mengenai pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang kontak di Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur, Senin (29/12/2014). (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, New York - Pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ8501 yang hilang pada Minggu, (28/12/2014) pagi, saat menuju Singapura dari Surabaya akhirnya ditemukan. Berbicara mengenai kompensasi dan asuransi bagi para korban, penumpang serta kru pesawat, CEO AirASia Group Tony Fernandes mengaku tengah mempersiapkan hal tersebut untuk disalurkan pada pihak keluarga.

"Kami tengah mempersiapkan segalanya dan tidak akan lari dari seluruh tanggung jawab kami," ungkap Fernandes setelah bertemu dengan Presiden Joko Widodo serta keluarga para penumpang seperti dikutip dari Wall Street Journal, Rabu (31/12/2014).

Fernandes menjelaskan, AirAsia akan memberikan bantuan finansial secara langsung pada para keluarga korban. Meski begitu, dia tidak menerangkan secara spesifik berapa jumlah santunan yang akan digulirkan.

"Perusahaan akan melakukannya secara transparan dan tidak bersembunyi dibalik kesepakatan apapun (mengenai kompensasi bagi korban kecelakaan pesawat)," tuturnya.

Pengacara penerbangan di Shine Lawyers Australia, Joseph Wheeler menganggap ungkapan tersebut mengarah pada Montreal Convention, kesepakatan internasional yang menawarkan pembayaran dari maskapai sekitar US$ 170 ribu per penumpang.

Indonesia saat ini masih menggunakan Warsaw Convention of 1929, di mana setiap keluarga korban menerima uang santunan sebesar US$ 8.300 dan tidak mengharuskan pembayaran lain bagi keluarga penumpang.

Meski Indonesia tidak menandatangani kesepakatan tersebut, tapi para penumpang masih bisa mendapatkan kompensasi sesuai dengan Montreal Convention. Menurut Wheeler, itu tergantung jenis tiket, lokasi keberangkatan, dan dari negara mana tiket tersebut dipesan.

"Ini tergantung klaim individual. Anda memiliki lebih dari seratus penumpang, beberapa diantaranya bisa saja membeli tiket dari negara yang berbeda, beberapa yan glain mungkin saja membeli tiket dari negara anggota Montreal," pungkas Jensen.

Artinya, para penumpang korban pesawat dengan nomor penerbangan QZ8501 tersebut dapat menerima jumlah kompensasi yang berbeda. (Sis/Gdn)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya