Pedagang Enggan Turunkan Harga Bensin Eceran

Pedagang eceran enggan menurunkan harga bensin eceran seiring membeli BBM dengan harga lama.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 02 Jan 2015, 17:31 WIB
Diterbitkan 02 Jan 2015, 17:31 WIB
Ilustrasi Bensin Eceran
Ilustrasi Bensin Eceran (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Serang - Meski harga bahan bakar minyak (BBM) turun, namun tak semua pedagang eceran di kota Serang menurunkan harganya.

Bagi pedagang eceran yang menurunkan harga premium mengaku mengikuti kebijakan pemerintah dengan menjual harga BBM sebesar Rp 8.500 per liternya.

"Saya menjual segitu dengan mengambil untung Rp 1.000. Kalau tidak begitu saya rugi," kata Dodi, pedagang bensin eceran di wilayah Kaligandu, Kota Serang (2/1/2015).

Pedagang lainnya enggan menurunkan harga eceran BBM karena menggunakan stok lama, "Harganya tetap Rp 9.500 karena saya masih memakai stok lama," kata Umayah, penjual bensin eceran di wilayah Terondol.

Ia beralasan, jika menurunkan harga bensin akan mengalami kerugian. Karena dirinya membeli di SPBU menggunakan harga lama sebesar Rp 8.500 per liter. "Nanti kalau stok bensin eceran saya sudah habis. Nah baru, saya turunkan harga bensin," terangnya.

Pemerintah secara resmi mengumumkan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis premium menjadi Rp 7.600 per liter tanpa subsidi dari sebelumnya Rp 8.500 per liter.

Sementara harga solar mendapatkan subsidi Rp 1.000 menjadi Rp. 7.250 per liter. Harga baru BBM ini resmi berlaku pada 1 Januari 2015 pukul 00.00 wib. Penyesuaian harga BBM ini mengekor harga minyak mentah dunia yang sedang susut.

Sebelumnya, pemerintah Jokowi-JK pernah menaikkan harga Premium pada 18 November 2014 lalu dari harga Rp 6.500 menjadi Rp 8.500 per liter. Sedangkan solar dari harga Rp 5.500 menjadi Rp 7.500 per liter. (Yandhi D/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya