BKPM Harap Jepang Investasi di Sektor Maritim dan Pertanian

Sektor pertanian dan maritim menjadi fokus perhatian pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 08 Apr 2015, 15:33 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2015, 15:33 WIB
Kepala BKPM Franky Sibarani
Kepala BKPM Franky Sibarani (Fotografer: Ilyas Istianur P/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Franky Sibarani mengharapkan Jepang menanamkan investasi di sektor pertanian dan maritim. Kedua sektor itu menjadi andalan pemerintah ke depan.

"Menjadi fokus pemerintah ke depan, memberikan lapangan kerja yang besar," ujar Franky, Rabu (8/4/2015).

Jepang memang menjadi salah satu negara yang paling sering merealisasikan investasinya di Indonesia. "Kami tahu kalau Jepang mitra investasi yang sangat mengenal Indonesia yaitu 6,5: 10. Artinya setiap 10 sebanyak 6,5 kali merealisasikan investasinya," ujar Franky.

Salah satu contoh investasi Jepang yang baru direalisasikan yaitu pendirian perusahaan patungan antara PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dengan perusahaan Jepang, Asahi Group Holding Ltd. Perusahaan ini memproduksi minuman ringan non alkohol.

Franky mengatakan, kerja sama industri makanan dan minuman ini juga perlu ditingkatkan. Perkembangan industri tersebut mendorong perekonomian serta memberikan lapangan pekerjaan.

"BKPM menempatkan industri makanan dan minuman sebagai industri strategis karena masuk industri padat karya. Kami sangat memperhatikan industri padat karya. Ke depan tentu mendukung untuk meningkatkan investasi," kata Franky.

Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Jepang masuk dalam lima besar negara dengan investasi terbanyak di Indonesia sejak 2010. Bahkan, Jepang merupakan negara dengan investasi terbesar di Indonesia senilai US$ 4,7 miliar pada 2013. Sementara itu, investasi Jepang di Indonesia turun menjadi US$ 2,7 miliar pada 2014.

Pada awal 2015, rencana investasi Jepang yang sudah mengajukan permohonan izin ke BKPM sebesar US$ 1,03 miliar. Jumlah itu naik dibandingkan periode yang sama 2014 senilai US$ 319,68 juta.

Di kesempatan yang sama, Bupati Sukabumi Sukma Wikaya meminta setiap pelaku usaha yang merealisasikan investasi mesti menjaga kesejahteraan karyawan. Itu dilakukan supaya tidak terjadi gesekan antara pelaku usaha dan karyawan. Pihaknya pun menyatakan siap membantu dan menjadi perantara jika terjadi masalah. (Amd/Ahm)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya