Liputan6.com, Jakarta - Perdana Menteri Kamboja Samdech Techo Hun Sen menyatakan bahwa negaranya mengalami banyak perubahan dalam sektor pertanian selama kurun waktu 20 tahun terakhir. Saat ini, Kamboja bisa melakukan swasembada pangan.
Hun Sen mengatakan, di masa lalu Kamboja banyak melakukan impor pangan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, khususnya untuk beras. Namun saat ini Kamboja sudah mampu melakukan ekspor beras. "Kamboja dulu impor sekarang bisa ekspor," ujarnya dalam World Economic Forum on East Asia 2015 di Hotel Shangri La, Jakarta, Selasa (21/4/2015).
Hun Sen bahkan menyatakan beras yang dihasilkan oleh petani di negaranya lebih enak dibandingkan beras yang dihasilkan oleh Indonesia dan Hongkong. "Kami punya beras paling enak dibanding di Bali, Indonesia dan Hongkong. Makanya kami bisa ke pasar Eropa karena rasa yang enak," lanjutnya.
Meski demikian, produksi beras di Kamboja bukan tanpa hambatan. Menurut Hun Sen, peningkatan populasi penduduk dan semakin sempitnya lahan pertanian karena adanya pembangunan bisnis properti menjadi tantangan pertanian di negara tersebut.
"Tapi jumlah populasi terus meningkat dan lahan terbatas. Makanya sejak memulai jabatan 30 tahun lalu sebagai perdana menteri pada 1985, saya mengimplemetasi refomasi tanah dan terus meningkatkan produksi beras," tandasnya.
Di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Indonesia juga berencana untuk stop impor beras. Langkah tersebut sebagai salah satu cara untuk melakukan swasembada pangan. Dalam 3 tahun ke depan pemerintah menargetkan swasembada terutama untuk sejumlah bahan pangan. "Kami akan utamakan beras, kedelai, dan jagung, pada tahun ke empat atau lima baru masuk ke gula dan selanjutnya daging," kata Jokowi.
Untuk itulah dirinya mengaku telah memasang target kepada para menteri terkait dalam hal ini salah satunya menteri pertanian untuk segera membenahi sistem pertanian di Indonesia. Pembenahan tersebut juga akan didukung dengan perbaikan sarana irigasi. Jokowi menuturkan, sebanyak 52 persen saluran irigasi di Indonesia sudah rusak.
Dirinya juga berpesan kepada seluruh pimpinan baik pusat maupun daerah untuk lebih bersinergi dalam membangun sarana irigasi tersebut dari hulu hingga hilir secara bersamaan.
"Waduk itu yang bangun pemerintah pusat, nanti masuk saluran irigasi itu sudah di bagi-bagi, ada yang pemerintah provinsi, ada yang pemerintah kota, di sini yang sering tidak jalan. Jadi kita harus kompak, bagaimana itu bisa selesai bareng semuanya. Bagaimana mau swasembada kalau ini tidak diperbaiki secepatnya," papar Jokowi. (Yas/Gdn)
Perdana Menteri Kamboja Klaim Beras Negaranya Lebih Enak dari RI
Di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Indonesia berencana untuk stop impor beras.
diperbarui 21 Apr 2015, 11:56 WIBDiterbitkan 21 Apr 2015, 11:56 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Warga RI Makin Banyak Pakai Kendaraan Listrik, Ini Buktinya
Jelang Debat Pilkada Jakarta, Pramono Anung Pilih Temui Warga Kediri di TMII
Israel Perluas Wilayah Serangan di Lebanon, Ribuan Orang Dilaporkan Mengungsi
Hyundai Bersiap Luncurkan 3 Mobil Baru di Indonesia, Mengaspal Akhir 2024
Emiten Pelayaran TAMU Jual Kapal Rp 215,9 Miliar Buat Bayar Utang
Simak Cara Cetak Kartu Ujian SKD CPNS 2024
Mengenal Sajian Bakmi Ayam H. Ahok, Kuliner Menarik di Jakarta Barat
Lirik Lagu Udang di Balik Batu dari Ungu, Lesti Kejora, dan Nassar Lagi Trending, Nyatanya Cintamu Palsu
Lama Tertunda, Manchester United Akhirnya Tuntaskan Transfer Wonderkid Idaman dari Arsenal
Survei: Jelang Pilkada Jakarta 2024, Ridwan Kamil-Suswono Unggul dari Pramono Anung-Rano Karno dan Dharma-Kun
VIDEO: Serangan Udara Israel Terhadap Masjid di Pusat Gaza Menewaskan 19 Orang
Daihatsu Gelar Kumpul Sahabat Makassar: Ajang Festival Kuliner, Musik, dan Cek Kesehatan