Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) meminta kepada PT Pertamina (Persero) untuk benar-benar menjalankan rencananya untuk membubarkan Pertamina Energy Trading Limited (Petral). Pasalnya, pembubaran Petral sering diwacanakan namun tidak pernah ada eksekusi nyata.
Staf Khusus Menteri ESDM, Said Didu menjelaskan, dirinya pernah ikut berperan dalam pembubaran Petral pada 2006. Dalam rencananya, peran Petral sebagai perusahaan perdagangan minyak dan gas akan berpindah ke Integrated Suplay Change (ISC). Berbeda dengan Petral yang merupakan anak usaha, ISC ini direncanakan hanya berupa anak usaha sehingga kontrol Pertamina lebih besar.
Namun rencana tersebut digagalkan karena ada pihak yang menginginkan Petral tetap beroperasi, dan ISC kembali vakum dengan dipecatnya Sudirman Said yang waktu itu menjabat sebagai kepalanya. "Jangan sampai ini gagal. Di 2006 pernah direncanakan tapi gagal. Sudirman Said dipecat," kata Said, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (24/4/2015).
Said mengungkapkan, permainan Petral dikancah pengadaan minyak sangat licin dan licik. Ia mengibaratkan Petral dengan belut berbisa di dalam kolam oli. Karena itu, ia mengapresiasi langka Pertamina untuk membubarkan anak usaha yang berkedudukan di Hong Kong tersebut. Pasalnya, jika Petral dibubarkan akan terjadi efisiensi pengadaan Bahan Bakar Minyak (BBM).
"Akhir-akhir ini kita mendengarkan niat untuk membubarkan Petral dan kami harus memberikan apresiasi yang secara terbuka menyatakan akan membubarkan Petral," pungkasnya.
Sebelumnya, Pertamina memastikan bakal membubarkan Petral karena tidak lagi dibutuhkan dalam melakukan pengadaan minyak. Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto mengatakan, setelah Pertamina mengambil alih peran Petral dan menugaskan Integrated Supply Change (ISC) dalam pengadaan BBM dan minyak mentah, Petral tak menjadi badan usaha yang direncanakan.
"Setelah kami ubah penanganan impor crude dan BBM langsung oleh Pertamina, maka tentu posisi Petral kan sudah tidak seperti direncanakan semula," kata Dwi. Menurutnya, rencana tersebut sudah diajukan ke pemegang saham dan akan dibahas dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Dwi menambahkan, untuk peran Petral sebagai badan usaha sebagi penjual minyak akan digantikan Pertamina Energy Services (PES) yang berkedudukan di Singapura. Selain itu dia bilang aset-aset milik Petral akan diambil oleh Pertamina. "Kami harapkan PES ini yang bisa dikembangkan untuk jadi anak usaha Pertamina secara internasional," ungkapnya.
Sedangkan aset Petral setelah dibubarkan akan diambil alih oleh Pertamina. " Tetapi Pertamina akan mengambil aset-aset yang ada dan aset-aset yang ada ini ke depan," tutupnya. (Pew/Gdn)
Pembubaran Petral Jangan Sampai Gagal
Pertamina memastikan bakal membubarkan Petral karena tidak lagi dibutuhkan dalam melakukan pengadaan minyak.
diperbarui 24 Apr 2015, 13:53 WIBDiterbitkan 24 Apr 2015, 13:53 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Menkum Supratman Tegaskan Tak Ada Koruptor yang Terima Amnesti
Mengenal Soto Triwindu, Destinasi Kuliner Nikmat di Solo
Kisah Rasulullah Menegur Sahabat yang Berdoa Minta Kesabaran Sempurna, Gus Baha Ungkap Alasannya
Pakar: Mandi Air Hangat Setelah Penerbangan Panjang Bisa Perburuk Jet Lag
Kisah Dramatis Pakar Komunis Masuk Islam usai Debat dengan Gus Baha tentang Allah SWT
Klarifikasi Lengkap Menkum Supratman soal Denda Damai Koruptor
Simak, 6 Wisata Gratis di Semarang untuk Liburan Sekolah
Kaleidoskop 2024: Quattrick Gelar Liga Inggris, Manchester City Menuju Immortalitas
Pesawat Antariksa NASA Cetak Sejarah Dekati Matahari
Kisruh PPN Naik 12 Persen, Wajibkah Membayar Pajak? Begini Hukumnya Menurut Ustadz Adi Hidayat
5 Faktor Keterpurukan Manchester United: Ruben Amorim Terlalu Ekstrem?
Hasto Kristiyanto Tersangka dan Yasonna Laoly Dicekal, Jadi Pukulan Beruntun PDIP?