Pembubaran Petral Jangan Sampai Gagal

Pertamina memastikan bakal membubarkan Petral karena tidak lagi dibutuhkan dalam melakukan pengadaan minyak.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 24 Apr 2015, 13:53 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2015, 13:53 WIB
Ilustrasi Perusahaan Minyak dan Gas Pertamina
Ilustrasi Perusahaan Minyak dan Gas Pertamina

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) meminta kepada PT Pertamina (Persero) untuk benar-benar menjalankan rencananya untuk membubarkan Pertamina Energy Trading Limited (Petral). Pasalnya, pembubaran Petral sering diwacanakan namun tidak pernah ada eksekusi nyata.

Staf Khusus Menteri ESDM, Said Didu menjelaskan, dirinya pernah ikut berperan dalam pembubaran Petral pada 2006. Dalam rencananya, peran Petral sebagai perusahaan perdagangan minyak dan gas akan berpindah ke Integrated Suplay Change (ISC). Berbeda dengan Petral yang merupakan anak usaha, ISC ini direncanakan hanya berupa anak usaha sehingga kontrol Pertamina lebih besar.

Namun rencana tersebut digagalkan karena ada pihak yang menginginkan Petral tetap beroperasi, dan ISC kembali vakum dengan dipecatnya Sudirman Said yang waktu itu menjabat sebagai kepalanya. "Jangan sampai ini gagal. Di 2006 pernah direncanakan tapi gagal. Sudirman Said dipecat," kata Said, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (24/4/2015).

Said mengungkapkan, permainan Petral dikancah pengadaan minyak sangat licin dan licik. Ia mengibaratkan Petral dengan belut berbisa di dalam kolam oli. Karena itu, ia mengapresiasi langka Pertamina untuk membubarkan anak usaha yang berkedudukan di Hong Kong tersebut. Pasalnya, jika Petral dibubarkan akan terjadi efisiensi pengadaan Bahan Bakar Minyak (BBM).

"Akhir-akhir ini kita mendengarkan niat  untuk membubarkan Petral dan kami harus memberikan apresiasi yang secara terbuka menyatakan akan membubarkan Petral," pungkasnya.

Sebelumnya, Pertamina memastikan bakal membubarkan Petral karena tidak lagi dibutuhkan dalam melakukan pengadaan minyak. Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto mengatakan, setelah Pertamina mengambil alih peran Petral dan menugaskan Integrated Supply Change (ISC) dalam pengadaan BBM dan minyak mentah, Petral tak menjadi badan usaha yang direncanakan.

"Setelah kami ubah penanganan impor crude dan BBM langsung oleh Pertamina, maka tentu posisi Petral kan sudah tidak seperti direncanakan semula," kata Dwi. Menurutnya, rencana tersebut sudah diajukan ke pemegang saham dan akan dibahas dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Dwi menambahkan, untuk peran Petral sebagai badan usaha sebagi penjual minyak akan digantikan Pertamina Energy Services (PES) yang berkedudukan  di Singapura. Selain itu dia bilang aset-aset milik Petral akan diambil oleh Pertamina. "Kami harapkan PES ini yang bisa dikembangkan untuk jadi anak usaha Pertamina secara internasional," ungkapnya.

Sedangkan aset Petral setelah dibubarkan akan diambil alih oleh Pertamina. " Tetapi Pertamina akan mengambil aset-aset yang ada dan aset-aset yang ada ini ke depan," tutupnya. (Pew/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya