Indonesia Ingin Belajar Keuangan Syariah dari Inggris

Indonesia belajar kembangkan industri keuangan syariah dari Inggris melalui kunjungan Lord Mayor of the City of London Alderman Allen Yarrow

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 20 Mei 2015, 13:43 WIB
Diterbitkan 20 Mei 2015, 13:43 WIB
Lord Mayor of the City of London Alderman Alan Yarrow mengunjungi BEI.
Lord Mayor of the City of London Alderman Alan Yarrow mengunjungi BEI (Foto: Siska Amelie/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia saat ini tengah menerima kunjungan dari Lord Mayor of the City of London Alderman Alan Yarrow, Duta Besar Inggris di bidang pelayanan profesional dan finansial.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Nurhaida Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida mengatakan, Indonesia dapat belajar mengembangkan industri keuangan syariah dari Inggris melalui kunjungan Yarrow bersama 20 delegasinya.

"Nani kita lihat sama-sama, apa yang membuat market di negara lain, industri keuangan syariahnya lebih berkembang. Karena kalau dilihat dengan logika umum, seharusnya sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar, industri syariahnya lebih berkembang," tutur Nurhaida saat menghadiri pembukaan perdagangan yang dilalukan Yarrow di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (20/5/2015).

Tapi Nurhaida menjelaskan, kondisi pasar memang tidak bisa digeneralisasi. Tentu saja, ada faktor-faktor yang membuat produk syariah lebih berkembang di negara lain. Menurutnya, produk syariah belum tentu cocok untuk sejumlah investor tertentu.

"Kalau di Inggris, pasar industri syariah bisa berkembang mungkin karena market-nya lebih lama. Ketika market di Inggris lebih lama daripada di Indonesia, investor lebih banyak, perusahaan yang listing juga lebih banyak," terangnya.

Saat ini, Nurhaida masih melihat prospek pengembangan industri syariah yang dapat dipelajari dari Yarrow dan seluruh delegasinya. Setelah itu, OJK akan membahas secara spesifik apa yang lantas bisa ditindaklajuti dari kunjungan Inggris tersebut.

Dengan pengembangan sukuk yang jauh lebih tinggi di Inggris dibandingkan Indonesia, tentu banyak yang dapat dipelajari dari pertemuan seluruh delegasi Inggris tersebut.

"Tentu ada yang bisa dipelajari agar pengembangan industri syariah di Indonesia lebih cepat, baik secara regulasi, produk dan pendekatan pasar. Setelah rapat di OJK juga akan digelar workshop soal keuangan, ini semua baru permulaan yang nanti ditindaklanjuti sesuai kebutuhan Indonesia," tuturnya.

Berperan sebagai Duta Besar Inggris dalam pelayanan profesional dan finansial, Lord Mayor akan bertemu dengan pejabat senior pemerintahan, para investor, pembuat kebijakan serta para pemimpim bisnis. Tema kunjungan mencakup perbankan syariah di mana Lord Mayor akan menyampaikan pidato tentang keahlian Inggris di bidang tersebut, pasar modal, dan Private Finance Initiatives.

Sebagai bagian dari tur ke negara-negara Asia Tenggara, Lord Mayor juga akan mengunjungi Singapura (21-23 Mei) dan Kuala Lumpur, Malaysia (24-26 Mei), sebelumnya telah mengunjungi Sri Lanka (16-18 Mei). (Sis/Ndw)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya