Liputan6.com, Jakarta - Peneliti Senior dari Pusat Studi dan Kawasan Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, Mochammad Maksum menjelaskan bahwa produksi beras di Indonesia tidak memenuhi target karena petani tidak dibekali dengan persenjataan yang baik. Bisa diibaratkan, petani pergi ke sawah dengan perlengkapan yang sudah usang dan bengkok. Penggunaan peralatan yang tidak memadai tersebut membuat produktivitas petani tidak maksimal.
Ia pun menuntut Menteri Pertanian Amran Sulaiman untuk lebih aktif dalam memberikan pembinaan kepada para petani. Maksum juga meminta kepada Presiden Joko WIdodo (Jokowi) untuk mengawal Amran agar kinerjanya bisa membaik. Jika hal tersebut ternyata tidak efektif maka opsi reshuffle harus dipertimbangkan secara serius.
"Katanya Kabinet Kerja kok teriak-teriak ganyang mafia. Kalau mau aktif dengan kerja, menteri dijewer. Kalau tugas diberikan tidak bisa ya wajib reshuffle," tegas Maksum seperti ditulis pada Minggu (24/5/2015).
Petani padi asal Sragen, Jawa Tengah, Parmin Japar melambahkan, kondisi di lapangan menyatakan produksi beras tiap tahun makin menurun. Ia mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan produksi beras tidak terpenuhi.
"Ada beberapa hal, mulai dari pupuk tidak tepat waktu dari pemerintah, masalah tanaman yang mudah kena penyakit apalagi di musim kemarau, dan harga yang tinggi," kata Parmin.
Parmin menjelaskan saat ini dirinya harus mengeluarkan dana lebih banyak untuk menghasilkan beras. Di musim kemarau, setidaknya butuh pengairan yang lebih dan biayanya tidak sedikit. "Satu hektare saja bisa keluar uang Rp 10 juta sampai Rp 12 juta untuk pengairan," imbuh dia.
Parmin menambahkan janji-janji yang disampaikan pemerintah saat ini tak lebih sekadar janji manis. Perkataan Menteri Pertanian Amran Sulaiman terkait 1 hektare lahan bisa menghasilkan tujuh ton.
"Maksimal produksi padi di Sragen 6,4 ton sampai 7 ton per hektar sudah bagus. Harga gabah basah habis panen Rp 3.900. Menteri bilang 1 hektar jadi 7 ton mungkin betul tapi bukan di tempat kita," tutur dia. (Silvanus Alvin/Gdn)
Alat Usang, Produksi Padi Tak Maksimal
Untuk mengairi sawah dengan luas 1 hektare, petani padi harus mengeluarkan dana Rp 10 juta hingga Rp 12 juta.
diperbarui 24 Mei 2015, 07:29 WIBDiterbitkan 24 Mei 2015, 07:29 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
350 Meme Quote Lucu dan Inspiratif untuk Berbagai Situasi
Produser Ungkap Alasan Bikin Film 2nd Miracle In Cell No. 7, Begini Reaksi Sineas Korea Lee Hwan Kyung
Prospek Kerja Lulusan Matematika Murni: Peluang Karier yang Menjanjikan
Bom yang Dijatuhkan Israel di Gaza Lebih Banyak Dibandingkan Bom AS di Tokyo selama PD II
Sejumlah Tim Sukses Dharma Pongrekun Sambangi Kediaman Pramono Anung, Akui Kemenangan?
Mengenal FIFA: Apa Organisasi Sepak Bola Dunia dan Perannya dalam Olahraga Global
Teshalonika Jebolan Pop Academy Indosiar 2020 Kini Mengabdi di Dunia Musik dan Pendidikan, Apa Katanya?
Cara Mengatasi Dada Sesak: Panduan Lengkap dan Efektif
Apa Itu Pasar Nasional: Pengertian, Ciri, dan Jenisnya
Top 3 Berita Hari Ini: Video Viral Tempat Makan Diduga Cuci Piring Pakai Air Penuh Sampah
Kubu Pramono-Rano Ajak Masyarakat Kawal Proses Rekapitulasi Suara Pilkada Jakarta
Der Klassiker Jilid 1 2024/2025: Misi Dortmund Hentikan Kegemilangan Bayern Munchen