Top 5 Bisnis: Semua Bank di Yunani Terancam Tutup

Berikut 5 artikel terpopuler di kanal bisnis Liputan6.com pada Sabtu, 4 Juli 2015:

oleh Arthur Gideon diperbarui 05 Jul 2015, 10:43 WIB
Diterbitkan 05 Jul 2015, 10:43 WIB
20150703-Warga-Yunani-Unjuk-Rasa-Tolak-Referendum-Yunani3
Pengunjuk rasa anti-Eropa berebut atribut dengan petugas kepolisian di Athena, Yunani, (2/7/2015). PM Alexis Tsipras mengatakan tutupnya bank tidak akan lama setelah adanya kontrak baru dengan kreditur setelah referendum. (REUTERS/Panayiotis Tzamaros)

Liputan6.com, Jakarta - Penutupan bank-bank di Yunani kemungkinan besar akan diperpanjang dari rencana semula yang hanya sepekan atau hingga 6 Juli 2015. perpanjang penutupan bank tersebut akan tergantung pada hasil referendum yang akan digelar pada Minggu, 5 Juli 2015 waktu setempat.

Pekan kemarin memang semua bank yang beroperasi di Yunani telah menutup operasional cabangnya dan penduduk Yunani hanya bisa menarik dana melalui ATM dengan maksimal pengambilan 60 euro per hari.

Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras meminta kepada seluruh bank di Yunani untuk menutup operasionalnya pada pekan lalu hingga setelah pengumuman referendum atas pogram fiskal baru untuk Yunani.

Artikel mengenai penutupan bank di Yunani tersebut menjadi artikel yang paling banyak menarik perhatian pembaca. Selain itu masih ada beberapa artikel lain yang menyedot perhatian pembaca.

Lengkapnya, berikut 5 artikel terpopuler di kanal bisnis Liputan6.com pada Sabtu, 4 Juli 2015:

1. Semua Bank di Yunani Terancam Tutup Berminggu-minggu

"Mustahil bank-bank di Yunani akan dibuka kembali sebelum tercapainya sebuah kesepakatan. Kesepakatan yang disetujui seluruh anggota Zona Euro, kesepakatan yang diterima di Yunani, ditandatangani, disegel, dan membuat Bank Sentral Eropa mengirimkan dana," kata Head of Hellenic Chambers of Commerce, Constantine Michalos.

Dia lebih memilih rakyat Yunani menerima seluruh ketentuan kreditor mengingat kini sistem perbankan Yunani hanya memiliki kurang dari 600 juta euro.

Sementara hasil dari Referendum diprediksi akan menjadi acuan bagi Bank Sentral Eropa untuk menentukan apakah akan meningkatkan dana bantuannya pada sektor perbankan Yunani. Dana bantuan tersebut selama ini telah membantu bank-bank di Yunani tetap beroperasi.

2. Jerman Ingin Disiplin Utang, Yunani Merasa Diperlakukan Buruk

Akhir pekan ini para pemilih di Yunani bakal menentukan nasib ekonomi negaranya. Pilihannya ada dua, mengambil dana talangan atau tidak. Jika mayoritas memilih ya, berarti dana talangan dari lembaga donor akan lanjut. Partai berkuasa di Yunani bakal turun dari kekuasaan.

Namun jika sebaliknya, Yunani kemungkinan keluar dari Zona Euro. Referendum ini merupakan puncak tekanan yang diterima Yunani dari negara-negara maju Eropa, terutama dari pemimpin kreditor, Jerman.

Krisis keuangan yang terjadi sejak 2008 telah membuat hubungan Yunani dan Jerman terus memburuk. Jerman menuntun program penyehatan keuangan yang sangat disiplin. Sementara, Yunani merasa mendapat perlakuan semena-mena.

3. Tenaga Perawat RI Masih Dicari Negara Lain

Kepala BNP2TKI Nusron Wahid mengingatkan Indonesia masih belum mampu memenuhi permintaan negara lain akan tenaga perawat. Itu artinya masih terbuka lowongan bagi tenaga medis ini.

"Dari sekitar 23 ribu permintaan, hanya dapat dipenuhi sebanyak 15 ribuan saja. Kendala utama adalah kelemahan menguasai bahasa Inggris untuk media atau Medical English." jelas Nusron seperti dikutip Sabtu (4/7/2015).

Rumah sakit atau panti jompo di Jepang, Taiwan, Hongkong, Qatar, Arab Saudi dan lainnya sebenarnya lebih suka mendatangkan perawat Indonesia karena melayani dengan hati. Sayang penguasaan Medical English mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) sangat lemah hingga permintaan tersebut tak bisa dipenuhi.

4. Anggaran Perumahan RI Terendah di Asia

Anggaran untuk sektor perumahan di Indonesia terendah dibanding negara-negara lain di Asia, sehingga angka kekurangan (backlog) perumahan di Indonesia cukup tinggi.

Oleh karena itu, pemerintah perlu meningkatkan anggaran untuk menjamin penyediaan kebutuhan papan bagi rakyat.

Direktur Jenderal Pembiayaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera), Maurin Sitorus mengakui jika pemerintah hanya mengalokasikan sekitar 0,1 persen dari produk domestik bruto (PDB) untuk sektor perumahan. Jumlah ini lebih kecil dibandingkan dengan Filipina sekitar 0,31 persen.

5. Tolak Donasi Rp 66 Juta, Gelandangan Ini Minta Diberi Pekerjaan

Bulan lalu, seorang gelandangan di Victoria, Kanada, menemukan uang tunai sebesar US$ 2.400 atau Rp 31,9 juta dan dengan segala kebutuhannya, sang gelandangan justru mengembalikan uang tersebut ke kantor polisi. (kurs: Rp 13.312/US$)

Pihak berwajib lantas menyebarkan kabar tersebut dan mencari pemilik uang yang sebenarnya. Situs Victoria Buzz juga turut dilibatkan untuk mengabarkan berita tersebut.

Melansir laman Business Insider, Sabtu (4/7/2015), pihak kepolisian mengatakan, jika pemilik yang berhak tak bisa ditemukan, uang tersebut secara otomatis menjadi milik sang gelandangan yang namanya tetap dirahasiakan. Tak berapa lama, pemiliknya datang dan benar-benar tengah membutuhkan uang tersebut. (Gdn/Nrm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya