Minimarket Menjamur, Warga Desa Tinggalkan Pasar Tradisional

Pasar desa diharap mampu menangkal jejalan produk luar yang cenderung membuat masyarakat menjadi konsumtif bahkan menjadi 'korban pasar'.

oleh Ifsan Lukmannul Hakim diperbarui 29 Jul 2015, 20:13 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2015, 20:13 WIB
Pasar tradisional
Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya antara para pembeli dan penjual (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi menggenjot program revitalisasi pasar desa agar mampu menjadi pusat kegiatan ekonomi masyarakat di tengah berjubelnya minimarket yang masuk ke desa. Pasar desa diharap mampu menangkal jejalan produk luar yang cenderung membuat masyarakat menjadi konsumtif bahkan menjadi 'korban pasar'.

"Produk dan hasil kerja masyarakat desa akan terwadahi dengan adanya pasar desa yang bagus, lengkap, dan modern. Dengan begitu, masyarakat desa tidak sekedar menjadi korban pasar, namun mejadi pelaku pasar yang memiliki daya saing tinggi," ujar Menteri Desa, PDT, dan Transmigrasi, Marwan Jafar, di Jakarta, Rabu (28/7).

Marwan menuturkan, hasil karya masyarakat desa sebenarnya tidak akan kalah bersaing dengan produk luar jika dibimbing dan diwadahi dengan pasar berkualitas dan berdaya jangkau luas. Apalagi potensi sumber daya alam di desa sangat melimpah didukung etos kerja masyarakatnya yang tidak kenal lelah.

Marwan khawatir sangat khawatir masyarakat desa hanya menjadi korban pasar, menyusul telah berjamuran minimarket di berbagai pelosok desa. Apalagi masyarakat desa saat ini cenderung meninggalkan pasar tradisional dan beralih ke minimarket yang dikemas degan branding modern.

"Ini (minimarket) memberi dampak besar terhadap aktivitas ekonomi di pasar desa, karena masyarakat lebih tergiur berbelanja di minimarket ketimbang ke pasar tradisional. Makanya kita tidak boleh kalah. Lakukan revitalisasi Pasar Desa menjadi pasar mewah, lengkap, dan modern," ungkap Marwan

Jika pasar desa sudah terbangun dengan baik dan menyediakan berbagai kebutuhan secara lengkap, Menteri Marwan yakin masyarakat desa akan lebih tertarik berbelanja di pasar desa ketimbang ke minimarket. Lebih dari itu, masyarakat tidak sekedar menjadi konsumen, namun juga pelaku pasar, karena pasar desa bisa menampung hasil kerja masyarakat untuk dijual.

"Bila perlu, siapa pun yang ingin mendapat barang bagus dan berkualitas maka datang ke pasar desa," imbuhnya.

Dijelaskan Menteri Marwan, pasar desa merupakan salah satu program unggulan Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi dan masuk dalam Nawakerja Prioritas 2014-2019. Kementerian desa akan melakukan revitalisasi terhadap 5.000 pasar desa, meliputi pembangunan infrastruktur jalan pendukung pengembangan untuk produk unggulan di 3.500 Desa Mandiri. Pasar desa ini sangat strategis untuk menopang program desa mandiri yang dicanangkan terhadap 3.500 desa pada 2015.

Bersamaan dengan pasar desa, Kementerian Desa juga sudah merancang sistem penyaluran modal bagi koperasi atau UMKM di 5.000 desa, pilot project sistem pelayanan publik jaringan koneksi online di 3.500 desa, terutama bagi desa-desa di perbatasan, pulau terdepan, terluar, dan terpencil.

Menteri Marwan menambahkan, kementerian desa secara simultan akan menjalankan program pendampingan dan penguatan kapasitas kelembagaan dan aparatur di 3.500 desa, serta pembentukan dan juga pengembangan 5.000 Badan Usaha Milik Desa (Bumdes). (Ilh/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya