5 Kesalahan Manajer yang Harus Dihindari

Apakah anda pernah mendengar seorang manajer mengeluh karena ditinggal pergi karyawan terbaiknya.

oleh Ifsan Lukmannul Hakim diperbarui 04 Agu 2015, 05:00 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2015, 05:00 WIB
Ilustrasi Karyawan Dipecat
Ilustrasi Karyawan Dipecat

Liputan6.com, New York - Apakah Anda pernah mendengar seorang manajer mengeluh karena ditinggal pergi karyawan terbaiknya. Pernahkan sang manajer berusaha mencari tahu penyebabnya.

Maklum, ketika masalah menerpa, sebagian manajer cenderung menyalahkan bawahannya, alih alih mencari solusi dari masalah tersebut.

Padahal, banyak pekerja yang memutuskan berhenti kerja sebagian bukan karenamenjauhi pekerjaan, melainkan karena tidak cocok dengan atasan atau manajer mereka.
 
Padahal kejadian seperti itu mudah dihindari. Seorang manajer hanya membutuhkan sudut pandang baru dan beberapa usaha ekstra agar disukai bawahan.

Sebab itu kita perlu memahami 5 kelakuan buruk seorang manajer yang harus dihindari, dilansir dari Businessinsider, Selasa (4/8/2015)  :
 
1. Memberikan beban kerja berlebihan
 
Sehebat-hebatnya karyawan jika bekerja berlebihan akan kelelahan juga. Namun seringkali sebagian manajer suka memberikan tugas lebih kepada karyawannya. Mereka seolah-olah sedang dihukum karena performa yang hebat. Lembur karyawan juga kontraproduktif.
 
Penelitian baru dari Stanford menunjukkan bahwa produktivitas menurun tajam pekerja harus bekerja lebih dari 50 jam per pekan, dan semakin parah setelah 55 jam per pekan. Jadi Anda tidak mendapatkan apa-apa dari bekerja lebih.
 
2. Tidak menghargai kontribusi karyawan 
 
Tepukan di pundak dan pujian, semua karyawan mengingankan itu. Manajer perlu berkomunikasi dengan bawahannya untuk mencari tahu apa yang membuat mereka merasa baik (sebagian orang ingin kenaikan gaji, sebagian lagi pengakuan publik) dan kemudian hargai mereka atas pekerjaan yang dilakukan dengan baik.
 
 3. Tidak peduli dengan karyawan
 
Kebanyakan orang yang mundur dari pekerjaan disebabkan hubungan dengan bos mereka. Perusahaan yang cerdas memastikan manajer mereka tahu bagaimana cara menyeimbangkan profesionalisme dengan hubungan sesama manusia.
 
4. Tidak menghormati komitmen
 
Ketika seorang manajer menjunjung tinggi komitmen, Anda bersinar di mata karyawan. Itu karena Anda membuktikan diri sebagai “yang dapat dipercaya”, dan terhormat (dua kualitas yang sangat penting bagi seorang bos). Namun ketika Anda mengabaikan komitmen, citra anda akan segera rusak di hadapan karyawan.
 
5. Mempekerjakan dan mempromosikan orang yang salah
 
Karyawan ingin bekerja dengan profesional sepenuh hati. Ketika manajer tidak mempekerjakan orang yang baik, itu adalah demotivator utama bagi rekan-rekan mereka.
 
Mempromosikan orang yang salah bahkan lebih buruk. Mempromosikan seseorang yang hanya bersenang-senang di atas kerja keras mereka, itu adalah penghinaan besar. Tidak heran hal itu membuat orang-orang pergi dari perusahaan tersebut. (Ilh/Nrm)



Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya