Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan Indonesia bisa mendulang pertumbuhan ekonomi rata-rata 7 persen setiap tahun. Faktanya, hingga semester I 2015, ekonomi Indonesia ini hanya mampu bertumbuh 4,7 persen.
Reshuffle kabinet merupakan salah satu cara Jokowi untuk memperbaiki perekonomian nasional. Harapan besar bertumpu pada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian baru, Darmin Nasution.
Darmin optimistis, pertumbuhan ekonomi di kuartal III dan IV tahun ini berpeluang menanjak karena dorongan dari belanja pemerintah yang cukup tinggi. "Kalau pengeluaran di kuartal III dan IV naik, tapi pertumbuhan ekonominya tidak berubah banyak jadi kenapa begitu. Ini yang perlu dilihat polanya," tutur dia.
Advertisement
Ia menuturkan, Indonesia pernah menikmati pertumbuhan ekonomi tinggi karena harga komoditas tinggi, seperti hasil pertanian, perkebunan dan hasil pertambangan, serta harga bahan baku yang murah. Namun pertumbuhan ini tidak disertai dengan pertumbuhan industri.
"Tapi tiba-tiba harga komoditas jatuh sehingga perlu adanya reformasi. Yang perlu ditanyakan adalah apanya yang mau direformasi. Artinya semua ini persoalan yang belum tentu bisa dipegang dalam waktu jangka pendek. Ini sesuatu yang memang jangka panjang," kata dia.
Ketika ditanyakan mengenai proyeksi pertumbuhan ekonomi di akhir tahun ini, Darmin mengaku belum dapat meramalkannya, termasuk kesanggupannya mengejar target pertumbuhan ekonomi seperti yang dicita-citakan Jokowi. "Itu masih dalam proses, nantilah, jangan ngomong itu sekarang," tandasnya. (Fik/Ahm)