Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan tak bisa memastikan apakah angka ramalan (aram) produksi padi nasional sebanyak 75,5 juta ton bakal tercapai. Padahal, Indonesia saat ini diliputi kekeringan karena dampak El Nino.
Sementara, Kepala BPS Suryamin mengatakan realisasi padi nasional mencapai 32 juta ton pada periode Januari hingga April.
"Sampai akhir tahun ini 75,5 juta itu berdasarkan Januari-April angka realisasi, dan Mei sampai dengan Desember berdasarkan prediksi. Tapi prediksi akan melenceng apa tidak ya kita lihat," kata Suryamin, Jakarta, Selasa (25/8/2015).
Advertisement
Suryamin mengatakan, pemerintah dan lembaga terkait sudah mengupayakan supaya dampak El Nino tersebut minim. Seperti halnya Kementerian Pertanian (Kementan) yang mempercepat perbaikan irigasi.
"Sampai saat ini dari apa yang disampaikan BMKG dan diantisipasi Kementan tentu itu masukan juga dari BMKG seperti, cuacanya, daerahnya, maka juga itu masukan pemerintah juga melakukan antisipasi. Departemen terkait di antaranya Kementan itu juga melakukan percepatan irigasi seperti tadi sudah disampaikan," jelas Suryamin.
Bersamaan dengan itu, dia bilang sinkronisasi data pangan sedang diupayakan. Lantaran, selama ini data-data lintas lembaga berbeda-beda.
"Kalibrasi data itu semua, data harus kita buat selengkap mungkin. Artinya bukan sama saja, jadi kalau mau cari berapa kebutuhan itu harus dilihat dari stock kemaren berapa, produksi sekarang berapa, kebutuhan berapa. Kalau ada loss berapa, kalau ada tercecer berapa, harus secara cermat. Kemudian juga konsumsi," tutur Suryamin.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan gagal panen (puso) karena El Nino mencapai 25 ribu hektare (ha). Angka tersebut hampir menembus rata-rata puso tahunan mencapai 28 ribu ha."Puso setiap tahun itu 28 ribu tanpa El Nino. Sampai hari ini puso kurang lebih 25 ribu ha," kata Amran.
Namun demikian, dia mengatakan El Nino tak mempengaruhi seluruh lahan pertanian di seluruh Indonesia. Dia bilang, El Nino hanya berdampak di wilayah selatan khatulistiwa.
Hal tersebut memiliki arti, jika lahan di Kalimantan dan Sumatera tak mendapat dampak serius dari El Nino. Amran mengatakan, lahan-lahan tersebutlah yang akan dimaksimalkan potensinya.
"Jadi ini Kalimantan dan Sumatera kita optimalkan. Yang kita jaga adalah karena sampai Agustus panen sudah capai 76 persen. Jangan diasumsikan El Nino terjadi di seluruh 14 juta ha lahan pertaninan di Indonesia. Yang kita bahas bersama 15 persen September-Oktober ini yang kita jaga," ujar Amran. (Amd/Ahm)