Rizal Ramli Bongkar Beton di Priok, Ini Kata Menteri Jonan

Mengaktifkan kembali rel menuju terminal bongkar muat itu adalah rencananya dulu sewaktu menjadi Direktur Utama PT KAI.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 11 Sep 2015, 20:07 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2015, 20:07 WIB
20150911-Pembokaran-Rel
Pekerja membawa mesin disel saat pembongkaran beton rel kereta utama di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (11/9/2015). Penutupan jalur kereta oleh Pelindo II membuat tidak efisiensi waktu bongkar pasang. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli kemarin membongkar beton yang dibuat PT Pelindo II di atas jalur rel kereta menuju pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

Menanggapi hal itu, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menyebut apa yang dilakukan Rizal Ramli tersebut hanyalah simbolis. Pasalnya, mengaktifkan kembali rel menuju terminal bongkar muat itu adalah rencananya Ā dulu sewaktu menjadi Direktur Utama PT KAI.

"ā€ŽJadi saya kira itu simbolis ya karena sudah lama dibicarakan untuk dibuka kembali jalur rel itu sampai sea way walaupun memang tidak gampang, sejak saya masih di KAI juga sudah kita rencanakan," kata Jonan di Jakarta, Jumat (11/9/2015).

Mengenai hal itu, Jonan mengaku sudah tidak ada masalah dengan PT Pelindo II dan dirinya sudah melakukan koordinasi dengan Direktur Utama Pelindo II RJ Lino dan Dirut PT KAI Edi Sukmoro.

ā€Ž"Tiga minggu lalu Kementerian Perhubungan sudah mengundang Dirut Pelindo II dan Dirut KAI mereka juga sudah sepakat nanti jalur rel itu untuk pelabuhan Cirebon dan Priok yang akan masuk," tegasnya.

Diharapkan dengan aktifnya jalur keeta tersebut, akan membantu mengurangi angka dwelling time atau bongkar muat barang di pelabuhan.

Memang diakui Jonan, awalnya tidak ada kesepakatan antara Kementerian Perhubungan dengan Pelindo II terkait rencana pengaktifan jalur menuju terminal petikemas itu. Karena saat itu, Pelindo II menganggap kalaupun itu dibuka, tidak memiliki fungsi yang signifikan.

"ā€ŽMenurut saya sih berguna saja, harus ada pilihan, transportasi itu harus ada opsi misalnya dari Jakarta ke Cirebon mau naik bus boleh mau naik kereta boleh jadi harus ada pilihan, kalau tidak ada pilihan kan pelayanannya nggak bisa lebih baik," cerita Mantan Dirut KAI itu. (Yas/Zul)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya