Pemerintah Kurangi Impor Baja

Desain jembatan akan dilakukan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

oleh Silvanus Alvin diperbarui 15 Sep 2015, 19:16 WIB
Diterbitkan 15 Sep 2015, 19:16 WIB
Oresunds (1)
Jembatan-terowongan unik Denmark-Swedia

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah akan mengurangi impor baja yang digunakan untuk jembatan di seluruh Indonesia. ‎Produsen baja dalam negeri akan diutamakan dalam pembangunan jembatan.

"‎Kami menginginkan agar industri dalam negeri tumbuh, tentu dalam rangka pembangunan yang dilakukan Kementerian PU ‎seperti jembatan, kami inginkan agar besi-besi baja menggunakan produk dalam negeri," kata Menteri Perindustrian Saleh Husin, di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (15/9/2015).

Saat ini impor baja masih sebesar 60 persen, karena produksi dalam negeri sendiri belum mencukupi. Namun, pemerintah berjanji akan ‎meningkatkan produksi dalam negeri menjadi 80 persen.

PT Krakatau Steel sendiri sebagai produsen baja menyanggupi hal tersebut. Dirut Krakatau Steel Sukandar mengatakan dalam 1 tahun produksinya bisa mencapai 3,9 juta ton.

Sementara, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan untuk 2015 dibutuhkan 1,8 juta ton baja untuk jembatan. "Kita akan beli 100 jembatan gantung untuk anak-anak sekolah," tutur Basuki.

Desain BPPT

Basuki juga mengatakan desain dari jembatan nantinya akan dibuat oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Hal ini baru mulai berlaku untuk pembangunan jembatan pada 2016. "Kami bersama BPPT akan desain jembatan standar‎," ujar Basuki.

Setelah rampung, lanjut Basuki, ‎desain akan diserahkan pada pabrik yang dipilih. Kemudian, jembatan ini akan dibangun secara massal, seperti tabung gas.

"Kemudian kita serahkan ke pabrikan untuk dibuat jembatan sesuai standar yang didesain BPPT. Kemudian nanti pasangnya di mana sehingga bisa massal, seperti pembuatan tabung gas dulu," kata Basuki. "Waktu yang diperlukan lebih dikit pelaksanaan. Dengan demikian cost lebih murah," timpal Saleh Husin. (Silvanus Alvin/Gdn)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya