Liputan6.com, Jakarta - Anggota DPR menyambut baik langkah pemerintah menerbitkan Paket Kebijakan Ekonomi Jilid II. Langkah pemerintah tersebut diharapkan bisa mendorong pertumbuhan sektor riil.Â
Anggota Komisi XI DPR M Misbakhun menilai, isi dari Paket Kebijakan Ekonomi Jilid II sangat detail dan menunjukkan bahwa pemerintah ingin mengintegrasikan kebijakan ekonomi secara menyeluruh, yakni integrasi kebijakan fiskal maupun kebijakan moneter.
"Tujuan akhir yang ingin dicapai tentunya adalah membaurkan kebijakan tersebut hingga memberikan dampak positif dan signifikan bagi sektor riil dan dunia usaha. Selain itu, diharapkan dapat mengurangi tekanan akibat turunnya nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat (AS)," kata Misbakhun seperti ditulis Kamis (1/10/2015).
Politikus Partai Golkar itu menyatakan pihaknya sangat mendukung apa yang menjadi kebijakan ekonomi pemerintah ini. Itu karena kebijakan tersebut akan memberikan dorongan pada sektor riil untuk tetap mempertahankan pertumbuhannya.
Dalam kebijakan itu, sebut dia, pemerintah memberikan insentif berupa pemangkasan pajak bunga deposito hingga berada pada posisi 0 persen bagi eksportir yang menyimpan Devisa Hasil Ekspor (DHE)Â di bank nasional dalam bentuk deposito valas. Â "Ini jelas untuk mengurangi tekanan penurunan nilai tukar rupiah atas dolar AS pada pertumbuhan ekonomi," ujar Misbakhun.
Dia menegaskan, paduan insentif dari sisi tarif pajak yang lebih rendah dan insentif bunga yang lebih rendah harusnya disambut oleh para pelaku usaha. Khususnya mereka yang selama ini banyak melakukan ekspor, tapi devisa hasil ekspornya tidak disimpan di sistem perbankan Indonesia.
Selain itu, pihaknya juga menyerukan agar kebijakan insentif bunga dan insentif pajak tersebut harus dikoordinasikan dengan baik antara pemerintah dengan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan. "Sehingga bisa segera diimplementasikan," ucap Misbakhun.
Sekretaris Panja Penerimaan Negara DPR itu menuturkan, yang paling ditunggu adalah upaya pemerintah untuk memperbaiki daya beli masyarakat dengan menurunkan harga BBM dalam paket kebijakan ekonomi saat ini. Mengingat momentum turunnya harga minyak dunia pada kisaran US$ 45 per barel.
"Tentunya kebijakan penurunan harga BBMÂ ini akan sangat ditunggu oleh masyarakat dunia usaha. Dengan turunnya harga BBM diharapkan biaya produksi akan berkurang. Harga barang di tingkat konsumen tetap bisa dijaga sesuai tingkat daya beli masyarakat," tandas Misbakhun. (Taufiqurrohman/Gdn)*
Anggota DPR Apresiasi Paket Kebijakan Ekonomi Jilid II
Paduan insentif dari sisi tarif pajak yang lebih rendah dan insentif bunga yang lebih rendah harusnya disambut para pelaku usaha.
Diperbarui 01 Okt 2015, 17:01 WIBDiterbitkan 01 Okt 2015, 17:01 WIB
Kepala BKPM Franky Sibarani melakukan konferensi pers usai rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (29/9/2015). Pemerintah mengumumkan paket kebijakan tahap dua yang difokuskan pada industri, keuangan dan ekspor. (Liputan6.com/Faizal Fanani)... Selengkapnya
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Produksi Liputan6.com
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Wali Kota Depok Janji Bereskan Permasalahan Kampung Baru
Harga Emas Hari Ini Anjlok 2%, Dua Sentimen Ini Jadi Biang Kerok
Teliti Kemurnian Jahe Indonesia, Peneliti UGM Siap Kolaborasi dengan Ilmuwan Perancis
Hari Ini Sabtu 26 April 2025 Tanggal Berapa Hijriah? Simak Doa agar Terhindar dari Musibah dan Keburukan
Fakta Unik dan Sejarah Scrunchie, Ikat Rambut Favorit Sepanjang Masa
Myanmar Tangkap TikToker Peramal Gempa Usai Picu Kepanikan
Dedi Mulyadi Akan Didik Anak Nakal di Depok Gunakan Pola Pendekatan Militer
Mix and Match Outfit untuk Liburan: Capsule Wardrobe yang Minimalis
Daun Pepaya, Solusi Alami Pengendali Hama Tanaman
Daftar 10 Orang Terkaya di Asia versi Forbes, Mukesh Ambani Nomor Satu
Manchester United Ramaikan Perburuan Pemain Muda Manchester City
Pendaki Asal Temanggung yang Hilang di Gunung Merbabu Ditemukan Meninggal Dunia