Agar Lebih Dikenal, Batik Asli RI Harus Punya Logo

batik di Indonesia telah dikenal kaya motif yang mempunyai filosofi, nilai seni dan warisan budaya

oleh Septian Deny diperbarui 02 Okt 2015, 17:12 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2015, 17:12 WIB
20151002-Batik-Indonesia-Jakarta
Menteri Perindustrian, Saleh Husin (dua kanan) menyaksikan Pengrajin Batik Tulis dari Kampoeng BNI Lasem, Jawa Tengah saat membuat batik tulis dalam Peringatan Hari Batik Nasional di Museum Tekstil, Jakarta, Jumat (2/10/2015). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Agar batik asli Indonesia mudah dikenal, terpercaya untuk dunia serta terjaga kualitasnya, Menteri Perindustrian Saleh Husin mendorong perajin dan pengusaha batik untuk mencantumkan logo bertuliskan 'Batik Indonesia' bersama merek dagang masing-masing produk.

"Kualitas batik perlu kita jaga bersama dan juga untuk menghadapi tantangan jangka panjang. Maka diharapkan perajin dapat menyertakan logo batikmark Batik Indonesia dengan Hak Cipta nomor 034100," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (2/10/2015).

Dia menjelaskan, citra batik Indonesia semakin meningkat setelah para perajin batik telah menerapkan produksi bersih (cleaner production) disertai dengan eko-efisiensi (eco-efficiency). Hal ini memberikan indikasi bahwa produk batik Indonesia sudah berwawasan lingkungan dan berpengaruh positif terhadap pasar.

Sebelumnya, batik di Indonesia telah dikenal kaya motif yang mempunyai filosofi, nilai seni dan warisan budaya yang sangat tinggi, desain menarik sesuai trend atau mode yang terus berkembang.

Selain itu, Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah telah menyelesaikan SNI Batik Pengertian dan Istilah. Pada tahun 2015 ini sedang menyusun Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) tentang Batik Tulis, Batik Cap dan Batik Kombinasi.

Peringatan Hari Batik Nasional merupakan bagian tak terpisahkan atas pengukuhan batik Indonesia oleh UNESCO menjadi warisan Budaya Tak Benda peninggalan budaya dunia, yang ditetapkan pada 2 Oktober 2009 di Abu Dhabi. Setelah itu, melalui Keppres No. 33 tahun 2009 pada tanggal 17 November 2009 juga telah ditetapkan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional.

Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah (IKM) Kemenperin Euis Saedah mengatakan, bahwa Indonesia memiliki banyak keunggulan dalam hal pakaian nasional. Salah satunya dengan penggunaan pewarna alami yang nilai tambah batik Indonesia. Keragaman tanaman yang dimiliki Nusantara sebagai bahan baku pewarna menjadi keunggulan.

"Benefitnya, perajin leluasa untuk terus mengembangkan warna alam dan diterapkan ke batik yang diproduksi," kata dia.

Sekedar informasi, jumlah usaha pembatikan skala kecil dan menengah di Indonesia saat ini tercatat sejumlah 39.641 unit usaha dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 916.783 orang. Nilai produksinya sebesar US$ 39,4 juta serta total ekspor sebesar US$ 4,1 juta. (Dny/Zul)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya