Presiden Ini Sumbang 20% Gajinya untuk Anak-anak Miskin

ia berikrar, sebanyak 20 persen dari gajinya adalah untuk beasiswa anak-anak yang berasal dari keluarga kurang mampu.

oleh Zulfi Suhendra diperbarui 19 Okt 2015, 18:09 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2015, 18:09 WIB
Yang Dilakukan Orang Miskin Setiap Hari
Ada banyak mitos mengenai kemiskinan. Inilah fakta-faktanya.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Namibia Hage Geingob menyisihkan 20 persen dari gaji yang ia terima untuk anak-anak miskin di negaranya. Dia berikrar, sebanyak 20 persen dari gajinya adalah untuk beasiswa anak-anak yang berasal dari keluarga kurang mampu.

Dikutip dari Global Post, Senin (19/10/2015), ikrar tersebut dikatakan Geingob pada akhir pekan lalu saat dia membahas Partai Swapo yang berkuasa pada Windhoek, di mana ia secara resmi meluncurkan kampanye partai untuk pemilihan regional dan otoritas.

"Saya siap untuk menyisihkan 20 persen dari gajinya saya untuk dana beasiswa bagi anak miskin," tuturnya di hadapan ratusan pendukung.

Presiden Namibia Hage Geingob menyapa publik di Windhoek (Foto: Joordania Andima, AFP/File)

Geingob mendapatkan gaji senilai 2 juta dolar Namibia atau setara Rp 1,02 miliar per tahun. Dengan demikian, dia berjanji bakal menyumbangkan 400 ribu dolar Namibia atau sekitar US$ 30 ribu yang jika dirupiahkan menjadi Rp Rp 413,9 juta.

Pemerintah Namibia sendiri menjadikan pengentasan kemiskinan sebagai fokus pekerjaan, dan membuat satu kementerian khusus yakni Pemberantasan Kemiskinan dan Kesejahteraan Sosial. Kementerian ini dipimpin oleh Bishop Zephaniah Kameeta.

Sekitar 28,7 persen penduduk Namibia yang berjumlah 2,3 juta orang hidup di bawah garis kemiskinan. Menurut Geingob, memerangi kemiskinan bukanlah hal yang mudah, karena ini merupakan musuh tanpa jet tempur, tank, artileri, pasukan dan markas.

"Kita sudah mendeklarasikan untuk sungguh-sungguh memerangi kemiskinan," ujarnya.

"Dalam situasi perang, harus ada yang dikorbankan untuk sesuatu yang lebih baik bagi semuanya," imbuhnya.

Geingob juga menyebutkan, karena pemerintah memerangi kemiskinan, bukan tidak mungkin jika meminta bantuan mereka yang sudah hidup berkecukupan untuk memikirkan saudara mereka yang tak punya apa-apa.

"Ya, saya mengerti isu dari inflasi yang menakutkan, dan bagainmana inflasi tersebut meningkatkan biaya hidup. Namun, banyak yang berusaha untuk bertahan. Ayo kita yang bekerja, untuk berpikir bagaimana cara mengurangi pengeluaran dan mengorbankan gaji kita daripada berjuang untuk meningkatkannya lagi, saat kamu bekerja atau setidaknya puya penghasilan," tegasnya. (Zul/Gdn)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya