Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) berencana membangun depo mini bahan bakar minyak (BBM) atau jobber serupa di Timiki, Papua setelah mengoperasikan di Sanggau, Kalimantan Barat.
Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, selain untuk melayani kebutuhan BBM bagi masyarakat, keberadaan jobber ini nantinya akan melayani kebutuhan PT Freeport Indonesia dan bisnis penerbangan.
"Model begini (jobber) di Timika, akan melayani Freeport. Bahkan layani airport juga," ujar Ahmad di Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (27/10/2015).
Advertisement
Dia menjelaskan, dengan adanya jobber di Timika nantinya, Pertamina akan meningkatkan penyediaan BBM bagi operasional PT Freeport Indonesia. Selain itu, perusahaan plat merah tersebut bisa melayani permintaan avtur bagi maskapai di daerah tersebut.
"Freeport dulu impor sendiri, bahkan untuk airport-nya sendiri juga melayani sendiri. Kalau BBM tidak pakai kontrak. Melayani avtur, kita perkirakan 60 kilo liter (KL) per hari. Sedangkan untuk BBM Freeport, Pertamina baru 50 persen. Ini lagi negosiasi kita layani mereka naik ke 80 persen-100 persen. Termasuk yang BBM khusus, yaitu solar yang tidak membeku di cuaca dingin," jelas Ahmad.
Ahmad mengungkapkan, saat ini kebutuhan avtur di Timika mencapai 60 KL per hari. Namun jika Pertamina bisa menyediakan avtur lebih banyak, maka permintaannya juga diperkirakan semakin besar karena banyak maskapai yang ingin membuka dan memperbanyak rute ke daerah tersebut.
"Bisa lebih (dari 60 KL per hari). Dengan kita buka untuk airport itu, kemarin Timika saja, itu yang daftar sudah banyak, termasuk Batik Air dan AirAsia mau masuk. Perkiraan bisa tembus 100 KL per hari. Sebagai bisnis, kalau 100 KL dan kalau untung Rp 1.000 per liter itu sudah berapa itu," kata Ahmad.
Ahmad menuturkan, keuntungan dari penjualan avtur bisa digunakan untuk subsidi silang bagi BBM lain. Jika tidak ada halangan, hal ini akan direalisasikan pada akhir tahun ini.
"Ini subsidi silang, premium rugi, cari yang lain. Mulai akhir tahun ini kita layani semua. Jadi akhir tahun ini solar (ke Freeport) naik 80 persen-100 persen. Kebutuhan solar mereka untuk operasional sebulan di atas 35 ribu KL. Kalau per hari dibagi 25 hari, itu 1.300 KL," tandas Ahmad. (Dny/Ahm)