Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI)Â yakin bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan membaik di kuartal IV 2015. Salah satu pendorong perbaikan tersebut adalah kebijakan ekonomi yang telah dirilis oleh pemerintah.
Gubernur BI, Agus Martowardojo mengatakan, secara eksnternal, pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah menunjukkan perbaikan. Hal tersebut terlihat dari paket kebijakan ekonomi jilid III, IV dan V disambut baik oleh pelaku pasar. Sambutan positif tersebut akan mendorong perbaikan ekonomi ke depannya.
Ia melanjutkan, dari data-data ekonomi yang ada juga mendukung bahwa ekonomi Indonesia telah menunjukkan perbaikan. "Kita melihat secara nyata bagaimana inflasi semakin terkendali ke kisaran target, perbaikan neraca perdagangan dan transaksi berjalan juga menunjukkan kondisi yang lebih konkret," tuturnya Kamis (29/10/2015).
Namun memang, pertumbuhan ekonomi dalam negeri juga dipengaruhi oleh faktor eksternal. Saat ini pengaruh terbesar saat ini adalah rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau the Fed dan juga penurunan pertumbuhan ekonomi China.
Sebelumnya, Deputi Gubernur BI, Perry Warjiyo juga mengatakan hal yang sama. Seharusnya jika inflasi terkendali maka BI Rate bisa turun untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Dengan penurunan BI rate tersebut maka suku bunga bank akan ikut turun sehingga akan mendorong penyaluran kredit. Dengan penyaluran kredit tersebut diharapkan pertumbuhan ekonomi bisa terdongkrak.
"Kalau kita perkirakan inflasi dengan keperluan pertumbuhan ekonomi ada justifikasi untuk arah suku bungan bisa menurun," kata Perry.
Namun hal tersebut tidak bisa dilakukan oleh BI. Meski ke depannya ada perkiraan inflasi akan terkendali, Bank Indonesia tidak bisa menjadikan BI Rate sebagai instrumen pendorong pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh masih tertekannya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat AS) dan gejolak perekonomian global.
"Masalahnya dampak global menekan nilai tukar rupiah. Risiko ini jadi pertimbangan Dewan Gubernur untuk memutuskan kebijakan suku bunga," tuturnya.
Perry mengungkapkan, BI memiliki cara lain untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, yaitu dengan melalui relaksasi kebijakan makroprudensial, seperti pelonggaran LTV (loan to value). (Fik/Gdn)
Â