Ini Sisa Kandungan Tambang Freeport

Sesuai dengan renegosasi kontrak, luas wilayah tambang yang dikeruk Freeport Indonesia telah‎ mengalami penciutan.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 11 Nov 2015, 11:38 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2015, 11:38 WIB
Tambang Freeport
Ilustrasi Pertambangan (Foto:Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia diperkirakan akan mendapat keuntungan besar jika mengelola tambang Grasberg Papua yang mengandung emas setelah masa kontrak PT Freeport Indonesia habis. Berapa sisa kandungan dalam tambang tersebut?

Seperti yang dikutip dari data PT Freeport Indonesia, di Jakarta, Rabu (11/11/2015), cadangan tambangan yang sedang digarap Freeport Indonesia di Papua mencapai 2,27 miliar ton bijih, yang terdiri dari 1,02 persen tembaga, 0,83 gram per ton emas dan 4,32 gram per ton perak.

Sedangkan berdasarkan data kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), dari cadangan tersebut, produksinya mencapai 109, 5 juta ton bijih per tahun, dengan umur tambang 23,5 tahun.


Sesuai dengan renegosasi kontrak, luas wilayah tambang yang dikeruk Freeport Indonesia telah‎ mengalami penciutan dari 212.950 Hektar pada 1999 menjadi 90.360 Hektar pada 2014.

Pengamat Pertambangan Simon Sembiring mengatakan, jika tambang tembaga tersebut dikelola pihak Indonesia maka keuntungan yang didapat negara akan lebih besar.

"Kalau dikelola kita sendiri utungnya lebih besar, kalau digantikan dengan kita untung gede, kita bisa mengelola sumber daya alam kita sendiri banyak manfaatnya," kata Simon.

Simon menambahkan, jika keuntungan negara bertambah besar akan berdampak pada kesejahteraan rakyat, selain itu juga berdampak pada perbaikan perekonomian negara.

"Kalau ekonomi kita makin bagus berati negara makin kuat, itu sudah pasti arahnya kesana," ungkap mantan Direktur Jenderal Mineral dan Batubara tersebut.

Simon mengungkapkan, dengan dikelolanya tambang bekas perusahaan tambang asal Amerika Serikat oleh bangsa sendiri juga dapat meningkatkan pengunaan produk dalam negeri sehingga banyak membuka peluang usaha yang menyerap tenaga kerja.

"Kita bisa mengontrol meningkatkan penggunaan produk dalam negeri, sekarang sama seperti Antam punya tambang sendiri," pungkasnya. (Pew/Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya