Liputan6.com, Jakarta - Sebagai kepala negara, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) selalu disibukkan dengan berbagai agenda, mulai dari rapat, kunjungan kerja, atau peresmian berbagai acara. Sebagai presiden, banyak kebiasaan yang ia lakukan yang berbeda dari orang lain. Salah satu contoh adalah aktivitas di pagi harinya.
Di hadapan ratusan santri dari pondok pesantren di Gresik, Jawa Timur, Jokowi menceritakan kegiatan paginya yang diisi dengan menggali informasi terbaru mengenai Indonesia, baik secara makro ekonomi ataupun situasi politik.
"Kalau pagi saya itu sarapannya angka-angka. Jangan harap sarapan nasi goreng atau sejenisnya, tapi angka-angka," ujar Jokowi, seperti ditulis Kamis (12/11/2015).
Baca Juga
Jokowi menjelaskan yang dimaksud angka-angka tersebut adalah harga-harga pangan dan kebutuhan pokok yang berada di pasaran. "Yang pertama saya baca yang kaitannya dengan harga pangan. Pertama kali beras, harus, naik atau turun," kata dia.
Menurut Jokowi, jika saat hari itu dirinya mengetahui ada kenaikan harga beras, dia langsung memerintahkan ke Menteri Perdagangan dan beberapa pihak terkait untuk melakukan pengecekan di Pasar Beras Induk Cipinang, Jakarta Timur.
Jika pasokan beras di Cipinang kurang dari 2.700 ton per hari, maka hal inilah yang menjadi penyebab kenaikan harga beras. Namun sampai saat ini pasokan beras di pasar induk tersebut mencapai 4.000 ton beras per harinya, ni artinya berada dalam level aman.
"Yang kedua itu saya juga ikuti tentang angka-angka investasi kita," ucapnya.
Angka-angka investasi ini menjadi hal yang tidak kalah penting dari harga kebutuhan pokok. Pasalnya, jumlah investasi yang masuk ke Indonesia akan menentukan masa depan Indonesia itu sendiri.
"‎Supaya kita tahu apa yang akan kita lakukan karena kita ingat pengangguran di Indonesia ada 7,5 juta orang. Ini yang harus disiapkan lapangan kerja," ucap mantan Wali Kota Solo itu.
Untuk itu, Jokowi meminta kepada seluruh menteri dan kepala lembaga terkait untuk mampu mengimplementasikan program Nawa Cita, terutama dalam penarikan investasi asing demi menciptakan lapangan kerja di daerah. (Yas/Gdn)**