PLN Terangi Wilayah Kepulauan dengan Tenaga Matahari

PLN terus mengincar pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk melistriki wilayah kepulauan.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 20 Nov 2015, 10:10 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2015, 10:10 WIB
Pembangkit Surya
PLTS Gili Meno, Mataram (Foto: Pebrianto Eko Wicaksono/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) menggenjot pembangunan pembangkit dengan Energi Baru Terbarukan. PLN terus mengincar pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk melistriki wilayah kepulauan.

‎Komisaris Independen PLN Oergoseno mengatakan, pemanfaatan energi surya, sebagai sumber energi dalam  memproduksi energi listrik, harus terus dioptimalkan untuk melayani masyarakat kepulauan dan juga membantu memperbaiki kinerja korporat dibidang bauran energi (energy mix).

"Melihat kondisi negara kita yang terdiri dari ribuan pulau, maka penggunaan listrik tenaga surya, dapat melistriki masyarakat kita yang tinggal di pulau-pulau dengan sumber energi terbatas atau jauh jangkauannya secara geografis," kata Oergo, di Jakarta, Jumat (20/11/2015).

 

PLTS yang dikembangkan oleh PLN berupa PLTS terpusat/terkonsentrasi (skala utilitas) dengan mode operasi hybrid. Komponen pembangkit PLTS hybrid disesuaikan dengan potensi energi primer dimasing-masing lokasi dan mempertimbangkan sebaran penduduk pada geografi yang sangat luas dan sulitnya menjangkau daerah terpencil.

Dengan mode hybrid diharapkan sistem dapat beroperasi secara optimum. Konfigurasi hybrid tidak saja direncanakan pada lokasi-lokasi yang baru akan berlistrik, tetapi juga menempatkan dan mengoperasikan PLTS bersama-sama dengan PLTD dan atau jenis pembangkit lain pada lokasi yang sudah memiliki listrik (PLTD) dalam suatu mode hybrid.

Pengembangan PLTS tersebut dimaksudkan untuk melistriki (meningkatkan rasio elektrifikasi) daerah terpencil secepatnya, mencegah penambahan penggunaan BBM secara proporsional akibat penambahan beban kalau seandainya dilayani dengan diesel, dan menurunkan BPP pada daerah tertentu yang ongkos angkut BBM sangat mahal, seperti daerah kepulauan di kawasan Timur Indonesia.

PLN secara korporat, dalam perencanaannya yang terdokumentasi dalam dokumen Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2015-2024, memiliki Program PLTS 1000 pulau/lokasi, yang mana ini adalah program pengembangan energi surya dengan teknologi fotovoltaik oleh PLN disiapkan melalui program pembangunan PLTS di lokasi/pulau yang memiliki kendala ekspansi/akses jaringan dan kesulitan transportasi. Lokasinya umumnya berada di wilayah/pulau kecil yang terdepan maupun yang terisolasi (isolated island).

PLTS yang dikembangkan PLN di antaranya adalah PLTS Bunaken yang diresmikan pengoperasiannya sejak 6 Februari tahun 2011 oleh Gubernur Sulawesi Utara ketika itu, Sinyo Harry Sarundajang, memiliki kapasitas terpasang 335 kiloWattpeak (kWp). Saat ini PLTS Bunaken dioperasikan secara hybrid system, bersama dengan mesin diesel yang ada di Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Bunaken untuk melayani 813 pelanggan. PLTS Bunaken juga merupakan salah satu dari 5 lokasi pulau wisata di Indonesia yang menjadi pilot project penggunaan energi matahari untuk pembangkit listrik.

Selain di pulau Bunaken, PLN Wilayah Suluttenggo juga memiliki 4 lokasi PLTS lainnya di Sulawesi Utara, yaitu PLTS Miangas (30 kWp), PLTS Marampit (50 kWp), PLTS Marore (120 kWp) dan PLTS Makalehi (260 kWp). Target bauran energi (fuel mix) PLN Suluttenggo tahun 2015 adalah 39,41persem. pencapaian hingga bulan Oktober 2015 adalah 38,32 persen. (Pew/Zul)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya