Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) berharap petani dan produsen kelapa sawit di dalam negeri mampu meningkatkan kapasitas produksinya. Sebagai gambaran, Indonesia saat ini menjadi produsen minyak sawit atau crude palm oil (CPO) terbesar bersama dengan Malaysia.
JK menjelaskan, saat ini produksi kepala sawit di Indonesia mencapai 3 juta ton per hektar (ha). Dia menuturkan, angka tersebut dinilai masih bisa ditingkatkan jika pengusaha dan petani memiliki kemauan.
"Yang bisa kita lakukan adalah meningkatkan produktivitas. Ini yang sangat penting. Selalu dikatakan produksi kita baru 3 juta ton per ha, dibanding negara tetangga yang lebih tinggi, tidak sulit meningkatkan itu," ujar dia saat memberikan sambutan dalam Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2015 di Nusa Dua Bali, Kamis (26/11/2015).
Advertisement
JK mengatakan, salah satu cara untuk meningkatkan produk sawit yaitu dengan kerja sama antara industri skala menengah besar dengan petani agar kualitas sawit yang didapatkan bisa setara. Dengan demikian pada ujungnya juga akan memberikan manfaat berupa kesejahteraan bagi para petani.
Baca Juga
"Bagaimana kerja sama perusahaan dengan masyarakat yang punya (lahan) plasma akan mempunyai kualitas yang sama, akan terjadi suatu upaya untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Perusahaan-perusahaan mendorong petani kecil juga menjadi bagian industri berkembang bersama," jelas JK.
Selain menjadi tugas pengusaha, pengembangan petani kecil juga menjadi tugas dari Badan Pengelola Dana Sawit yang dipimpin oleh Mantan Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi.
"Karena itu dana CPO Fund yang dipimpin oleh Saudara Bayu harus bermanfaat, mulai dari penelitian, pengembangan replanting, research, juga peningkatan SDM, dikembangkan sesegera mungkin dan sebaik-baiknya," kata dia.
Selain meningkatkan produktivitas, para pelaku usaha di sektor ini juga diminta untuk mengembangkan industri pengolahan sawit. Harapannya, selain memberikan memberikan nilai tambah bagi produk sawit, juga akan membuka lapangan pekerjaan di dalam negeri.
"Selain meningkatkan produktivitas tanaman, kita juga harus meningkatkan nilai tambah. Artinya industri hilir terjaga dan dikembangkan sehingga bisa memberikan lapangan pekerjaan dan pendapatan masyarakat lebih besar, memberikan yang lebih besar pada nilai ekonomi kita," tandas dia. (Dny/Ahm)