Ciputra: Sejak TK Harus Sudah Belajar 'Ubah' Sampah jadi Emas

Ciputra ingin pelajaran tentang wirausaha harus dimulai sejak dini, sebagai dasar yang kokoh.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 16 Des 2015, 17:24 WIB
Diterbitkan 16 Des 2015, 17:24 WIB
Klinik Mata Ciputra Akan Fasilitasi Donor Mata
Menurut Veimeirawaty, CSEC juga akan memfasilitasi pendonor mata dan mengedukasi masyarakat untuk mau mendonorkan matanya.

Liputan6.com, Jakarta Pengusaha senior Ciputra menilai pemerintah perlu membuat master plan atau rancang induk untuk menambah jumlah wirausaha di Indonesia. Pelajaran tentang wirausaha harus dimulai sejak dini, sebagai dasar yang kokoh.

Usulan ini disampaikan Ciputra ini pada Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Perindustrian Saleh Husin, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, dan Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga.

"Kami juga usulkan pemerintah untuk semua universitas dan SMK, dan semua sekolah TK, sudah mulai diedukasi tentang entrepreunership. Bagaimana entrepreunership yang berarti kemampuan orang untuk mengubah sampah jadi emas," kata Ciputra, di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (16/12/2015).

Ia juga meminta agar pemerintah mempersiapkan pusat inkubator bisnis. Hal ini sudah diterapkan di Universitas Ciputra, universitas yang didirikannya. Dari 5 hari kuliah, universitas menyisihkan 1 hari untuk belajar tentang dunia wirausaha.

"Sehingga lulusan Ciputra begitu tamat, 60 persen sudah punya usaha. Dan mereka dilatih dibina oleh sukarelawan seperti entreprenuer yang berhasil, ada 45 orang, tiap satu hari dalam seminggu datang untuk menjadi mentor mereka," tutur dia.

Model ini juga telah diterapkan lebih dulu di Korea Selatan. Di Negeri Ginseng itu terdapat sebuah badan khusus yang melapor tiap 2 minggu pada Presiden terkait peningkatan dunia wirausaha.

"Sehingga Anda itu bisa menjadi pemilik. Bukannya seumur hidup menjadi pegawai, hanya minta pekerjaan. Kalian tamat sudah menciptakan pekerjaan sendiri seperti Korea itu punya rencana nasional dan punya badan khusus untuk itu," ujar dia.

"Tiap 2 minggu sekali kepala badan harus melapor pada presiden apa yang sudah dilakukan tentang entrepreunership. Sehingga Korea itu perdagangan dan ekonominya 60 persen dari international," tambah Ciputra.

Di kesempatan yang sama, Menteri Perindustrian Saleh Husin menambahkan kementerian terkait akan menindaklanjuti saran Ciputra ini. Ia menjelaskan pusat inkubator ini sudah dimiliki pemerintah, sayangnya masih kekurangan tenaga pengajar. Menteri dari Partai Hanura ini pun meminta agar Ciputra dapat menyediakan kekurangan pengajar tersebut.

"Trainer ini yang memang masih banyak dibutuhkan untuk melatih di berbagai daerah dan keahlian ibu-ibu atau adik-adik mahasiswa kita," tandas Saleh. (Alvin/Zul)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya