10 Ramalan Ekonomi yang Mengejutkan di 2016

Selama 31 tahun, Byron Wien telah memberikan pandangannya soal ekonomi, kondisi pasar, dan kejutan politik di tahun mendatang.

oleh Liputan6 diperbarui 07 Jan 2016, 07:01 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2016, 07:01 WIB
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi 2
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan investasi Blackstone Group kembali dengan daftar prediksi tahunan. Byron Wien, orang kedua Blackstone Advisory Partners, mengeluarkan kejutannya untuk tahun ini.

Seperti dikutip dari Fortune, Selasa (05/01/2016), selama 31 tahun Wien telah memberi pandangannya soal ekonomi, kondisi pasar, dan kejutan politik di tahun mendatang.

Wien telah melakukan tradisi ini sejak 1986 ketika ia masih menjadi kepala strategi investasi Amerika Serikat di Morgan Stanley. Berikut 10 kejutan yang ia berikan:

1. Demokrat akan menguasai kursi senat di November. Posisi ekstrem calon presiden dari Partai Republik pada isu-isu kunci sebagai faktor yang membuat perubahan posisi ini.

2.  Pasar saham AS akan mengalami masa sulit. Banyak saham menderita karena laba perusahaan yang lemah, tekanan margin (upah tinggi dan tidak ada kekuatan harga), serta kontraksi ratio harga per pendapatan.

Investor menjaga saldo kas yang besar karena ketidakstabilan global.

3. Setelah Federal Reserve menaikkan suku sebanyak 25 basis poin di Desember 2015, hal itu akan terjadi lagi sekali selama 2016.

Ekonomi yang lemah, kinerja perusahaan yang buruk, dan pasar negara berkembang yang terus berjuang akan berada di balik kebijkan suku bunga ini. Produk domestik bruto riil AS pada 2016 akan di bawah dua persen.

4. Perekonomian AS dan bursa saham yang lemah menyebabkan investor asing mengurangi kepemilikan sahamnya di pasar AS.

Kebijakan yang tidak menentu karena adanya pemilihan presiden semakin membingungkan prospek ke depan.

5. China gagal menghasilkan pekerjaan baru untuk masyarakat usia muda (produktif). Bank-bank China akan mendapat masalah karena kredit macet. Utang perbankan terhadap produk domestik bruto saat ini mencapai 250 persen.

Pertumbuhan turun di bawah lima persen meskipun sektor retail dan penjualan otomotif serta produksi industri naik. Yuan berada di angka tujuh terhadap dolar AS untuk merangsang ekspor.

6. Krisis pengungsi akan memecah belah Uni Eropa. Pergeseran politik terhadap kebijakan nasionalis ekstrim kanan berada di belakang perubahan suasana hati Uni Eropa.

Tidak ada keputusan yang dibuat, tapi prospek jangka panjang untuk euro dan pendukungnya saat ini terlihat gelap.

7. Harga minyak akan merana di US$ 30 per barel. Pertumbuhan ekonomi yang lambat di seluruh dunia menjadi faktor utama.

Selain itu, ada tambahan produksi dari Iran dan keengganan Arab Saudi membatasi pengiriman minyaknya semakin ikut berperan menurunkan harga minyak.

Eksplorasi dan pengembangan minyak yang berkurang dapat mengakibatkan harga lebih tinggi di beberapa negara, tapi permintaan tidak akan naik pada 2016.

8. Permintaan perumahan mewah di New York dan London akan mengalami penurunan tajam. Pembeli dari Rusia dan Cina menghilang dari kedua kota itu. Harga minyak yang rendah membuat pembeli dari Timur Tengah lebih berhati-hati.

Banyak kondominium mahal tidak terjual membuat para pengembang berada di bawah tekanan keuangan.

9. Imbal hasil surat utang AS yang berjangka waktu 10 tahun berada di bawah 2,5 persen. Investor terus menunjukkan alokasi dananya di pasar obligasi sebagai tempat yang lebih aman.

10. Harga komoditas stabil karena produsen produk pertanian dan industri manufaktur memangkas produksi. Pasar negara berkembang bakal keluar dari resesi dan peforma sahamnya bakal mencengangkan semua orang pada 2016.**

Reporter: Elsa Analet

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya