Presiden Jokowi: Kereta Cepat Kerjasama Besar RI-China

Negara yang mampu mempercepat pembangunan infrastruktur dan konektifitasnya bisa meningkatkan daya saing negara tersebut.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 21 Jan 2016, 12:15 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2016, 12:15 WIB
Presiden Jokowi: Kereta Cepat Kerjasama Besar RI-China
Negara yang mampu mempercepat pembangunan infrastruktur dan konektifitasnya bisa meningkatkan daya saing negara tersebut.

Liputan6.com, Bandung - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pemancangan tiang pertama (groundbreaking) Proyek Kereta Cepat (High Speed Railway/HSR) Kerjasama Indonesia-China serta Pengembangan Sentra Ekonomi Koridor Jakarta – Bandung di Perkebunan Mandalawangi Maswati, Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (21/1/2016) ini .

Turut hadir dalam acara, antara lain Menteri BUMN Rini M Soemarno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, para menteri Kabinet Kerja, Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok, Gubernur Provinsi Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Muspida Provinsi Jawa Barat.

Selain itu para Direksi BUMN seperti PT Wijaya Karya, PT Kereta Api Indonesia, PT Jasa Marga, PTPN VIII, Direksi dan anggota Konsorsium Kereta Cepat Indonesia (KCIC) serta para undangan utama lainnya.

‎"Ini adalah kerjasama besar antara pemerintah Indonesia dan pemerintah China yang akhir 2014 terus menerus dibicarakan tapi hampir 1 tahun naik turun, akhirnya Alhamdulillah bisa dimulai hari ini, peletakan batu pertama pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung," kata Jokowi saat peresmian.

Menurut Jokowi, saat ini adalah era kompetisi. Negara yang mampu mempercepat pembangunan infrastruktur dan konektifitasnya bisa meningkatkan daya saing negara tersebut.

‎"Oleh sebab itu, kereta cepat adalah salah satunya untuk menuju pada kecepatan yang saya sampaikan. Kecepatan mobilitas barang dan orang nantinya akan mendorong memenangkan persaingan antar negara," tegas Jokowi.
‎
Proyek Kereta Cepat Kerjasama Indonesia-Tiongkok serta Pengembangan Sentra Ekonomi Koridor Jakarta – Bandung ini merupakan tindak lanjut dari dikeluarkannya Peraturan Presiden (Perpres) No. 107/2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Kereta Api Cepat antara Jakarta dan Bandung pada 6 Oktober 2015.

Adalah PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Konsorsium gabungan antara PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia dan China Railway International Co. Ltd., yang kemudian mendapat mandat untuk membangun dan melaksanakan proyek penyelenggaraan jasa kereta cepat trase Jakarta-Bandung.

Adapun kepemilikan saham KCIC terdiri dari, 40 persen milik China Railway International Co. Ltd, sedangkan 60 persen dimiliki PSBI yang merupakan gabungan dari WIKA dengan komposisi penyertaan saham 38 persen, KAI 25 persen, PTPN VIII 25 persen dan JSMR 12 persen.

Proyek ini rencananya berlangsung selama 36 bulan kalender kerja untuk pekerjaan kontruksi hingga akhir 2018 dan diharapkan dapat beroperasi pada 2019. Adapun lingkup pekerjaan WIKA dalam konsorsium adalah pekerjaan struktur, arsitektur, mekanikal dan elektrikal serta lanskap.

Kereta cepat Jakarta-Bandung akan menghubungkan empat stasiun yaitu: Halim, Karawang, Walini dan Tegalluar (tidak jauh dari kawasan Gedebage) yang nantinya akan menjadi pusat pemerintahan Kota Bandung- sepanjang 140,9 kilometer. (Yas/Nrm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya