Menperin: RI Masih Menarik Bagi Sektor Otomotif

Bagaimana dengan nasib konsumen Ford setelah perginya perusahaan itu dari Indonesia?

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 27 Jan 2016, 17:21 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2016, 17:21 WIB
20151126-Menteri Perindustrian Saleh Husin-JakartA
Menteri Perindustrian Saleh Husin saat mengikuti rapat dengan Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (26/11/2015). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengaku belum menerima laporan penghentian operasi PT Ford Motor Indonesia (FMI) di Tanah Air. Hengkangnya perusahaan otomotif ini dari Indonesia akan mulai dilakukan pada paruh kedua 2016.

"Belum (lapor). Kami baru tahu dari media dan saya sudah minta Dirjen Kemenperin mengundang mereka (Ford) untuk menjelaskan secara resmi apa langkah sebenarnya," ujar Menteri Perindustrian, Saleh Husin di Jakarta, Rabu (27/1/2016).

Dirinya menegaskan, penghentian operasi oleh Ford tidak akan mengganggu investasi sektor otomotif khususnya dan bidang usaha lain pada umumnya di Indonesia. Saat ini, Saleh mengaku, industri otomotif di dalam negeri tengah berkembang pesat. Buktinya masih banyak perusahaan otomotif yang ekspansi, seperti membangun pabrik di Tanah Air.

"Mitsubishi sedang membangun pabrik yang investasinya Rp 6 triliun, Isuzu Rp 3,5 triliun, jadi saya rasa investasi ini masih terus menarik walaupun investasi di industri ini membutuhkan Rp 10-11 triliun," tegas Saleh.

Menurutnya, Ford memutuskan stop beroperasi karena kalah dalam strategi pemasaran dengan perusahaan otomotif lain. Sehingga perusahaan tersebut akan berkonsentrasi mengembangkan pabriknya di Thailand.

"Tidak ada pengaruhnya sama sekali. Kami juga tidak bisa memaksa mereka, Anda harus investasi di sini. Itu kan hak mereka," ujar Saleh.

Lalu bagaimana dengan nasib konsumen Ford setelah perginya perusahaan itu dari Indonesia?

"Kami memprioritaskan perlindungan konsumen termasuk layanan jualnya. Ford juga tidak perlu khawatir dengan berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), karena mereka masuk tanpa hambatan apapun ke negara ASEAN lain," tandas Saleh.

Sebelumnya, Ford Motor Indonesia (FMI) resmi angkat kaki dari pasar otomotif dalam negeri. Managing Director FMI, Bagus Susanto menjelaskan, seluruh kegiatan penjualan dan impor kendaraan mulai paruh kedua tahun ini.

Data Gaikindo, wholesale Ford sepanjang tahun lalu mencapai 4.986 unit. Di Indonesia, mereka meniagakan Fiesta, EcoSport, Escape, Everest, dan Focus. Dari model tersebut, EcoSport berkontribusi paling besar dengan 2.713 unit.

Berikut pernyataan resmi FMI:

"Kami telah mengumumkan keputusan bisnis yang sulit untuk mundur dari seluruh operasi kami di Indonesia pada paruh kedua tahun ini. Hal ini termasuk menutup dealership Ford dan menghentikan penjualan dan impor resmi semua kendaraan Ford.

Kami ingin memastikan bahwa Anda dapat terus mengunjungi dealer Ford untuk semua dukungan layanan penjualan, servis, dan garansi hingga beberapa waktu ke depan tahun ini. Kami berkomitmen untuk menyediakan kesinambungan dukungan pelayanan servis dan garansi setelah kepergian kami dan akan menghubungi Anda lagi sebelum proses pergantian untuk memberitahukan mengenai pengaturan yang baru.

Kami berterima kasih atas minat, dukungan, dan kesetiaan Anda terhadap merek Ford. Dan kami akan terus mengkomunikasikan perkembangan yang ada melalui website ini dalam melalui fase peralihan ini.

Apabila Anda ada pertanyaan, silakan menghubungi Ford Customer Service kami di 0807-1-90-9000.


Hormat kami,
Bagus Susanto
Managing Director,
Ford Motor Indonesia"

(Fik/Gdn)

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya