Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) akan membentuk holding energi tahun ini dan menjadikan anak usahanya sebagai perusahaan terbuka. Hal tersebut dilakukan sebagai langkah transformasi organisasi.
"Memang tahun ini transformasinya kami akan lanjutkan dengan transformasi organisasi," kata Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto, di Universitas Pertamina, Jakarta, Kamis (11/2/2016).
Baca Juga
Dwi mengungkapkan, Pertamina berencana merestrukturisasi unit usahanya untuk merealisasikan holding tersebut. Selain itu, anak usaha tersebut akan didorong menjadi perusahaan terbuka.
Advertisement
"Mendorong agar subsidiary-subsidiary yang memungkinkan untuk listed menjadi public company kami akan dorong. Itu restrukturisasi organisasi yang akan kami lakukan sebagai bagian dari transformasi pertamina," ujar Dwi.
Dwi menuturkan, Pertamina akan melakukannya secara bertahap untuk membentuk holding energi. Yang pertama adalah sektor migas, kemudian diteruskan ke sektor energi lainnya.
Baca Juga
"Holding di migas dulu nanti ke depannya bagaimana kami bisa memerankan peran yang ditugaskan oleh negara terhadap kemandirian energi dan sebagainya," tutur Dwi.
Dwi menambahkan, Pertamina sedang melihat pembelian saham kembali PT Perusahaan Gas Negara (PGN) untuk menunjang pembentukan holding. Hal tersebut merupakan langkah korporasi untuk meningkatkan nilai tambah sehingga dapat berinvestasi lebih besar dengan melakukan sinergi.
"Nanti kami akan lihat strategi apa saja yang perlu dipahami itu (pembelian saham kembali) apapun langkah korporasi itu harus menciptakan added value. Added value itu bisa bicara sinergi, bisa monetisasi terhadap aset sehingga kami bisa berinvestasi lebih besar lagi," tutur Dwi.
Sebelumnya Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan mendorong penggabungan dan pembentukan holding BUMN pada yang bergerak pada sektor yang sama. Dengan holding ini, diharapkan perusahaan plat merah akan semakin kuat dan mampu bersaing.
Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, holding sektor menjadi program kerja kementeriannya pada 2016. Pihaknya akan melihat BUMN dari sektor mana saja yang memiliki potensi besar untuk digabungkan.
"Holding sektoral adalah kita melihat per sektor apakah kemungkinan memang yang dapat dilakukan apakah kita membuat holding-holding per sektoral dulu gitu," ujarnya di Gedung DPR, Jakarta, Senin 7 September 2015.
Ia menuturkan, penggabungan BUMN pada sektor yang sama ini diharapkan akan memicu kinerja perusahaan BUMN dan membuat BUMN lebih kuat untuk agar bisa bersaing dengan perusahaan lain. "Sehingga umpamanya di sektor perkebunan ada, di sektor energi, disektor perhotelan mungkin begitu," ujar dia. (Pew/Ahm)