Menteri Susi Sebut Angkatan Laut RI Diakui Dunia

Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti menuturkan, pemberantasan pencurian ikan berkontribusi pada ekonomi nasional.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 22 Feb 2016, 16:01 WIB
Diterbitkan 22 Feb 2016, 16:01 WIB
20160127-Raker-Jakarta-Susi-Pudjiastuti-JT
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengikuti raker dengan komisi IV DPR, Jakarta, Rabu (27/1). Raker membahas tingkat 1 RUU tentang Perlindungan dan pemberdayaan nelayan, pembudi daya ikan dan Petambak Garam. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Susi Pudjiastu‎ti mengatakan, kendati jumlah Angkatan Laut (AL) Indonesia relatif sedikit, tapi kinerjanya diakui di tingkat global.

Susi menuturkan, dalam sebuah data yang ditemukannya, AL Indonesia justru ditakuti di dunia. Bukan tanpa alasan, kendati jumlahnya sedikit, tapi mampu mengamankan Indonesia yang wilayah lautnya terbesar ke dua di dunia.

"Saya mengerti AL dengan segala keterbatasan mengamankan laut luas yang disadari mungkin beberapa negara mengejek kita. Tapi sebetulnya ada sebuah dokumen yang menunjukkan dalam diskusi pakar ahli akademi United State itu salah satu AL yang ditakuti dunia adalah Indonesia‎," kata Susi di Jakarta, Senin (22/2/2016).

Susi juga mengatakan, dengan jumlah sedikit bahkan AL Indonesia bisa mengusir banyak sekali pencuri ikan di Indonesia.

"Saya bilang cari dunia mana, AL mana bisa mengusir 10 ribu, admiral dari lautan Indonesia kurang 1 tahun kecuali TNI AL dan KKP," kata Susi.

Dia menambahkan, pemberantasan pencurian ikan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional. Bahkan, pertumbuhan ekonomi dari sektor perikanan menyumbang lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional.

"‎Pertumbuhan ekonomi di perikanan Indonesia 8,96 persen menimbulkan pertumbuhan GDP negatif Thailand minus 3,1 persen, suplai perikanan China minus 4,5 persen; belum Filipina belum lainnya," ujar Susi. (Amd/Ahm)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya