RI Jajaki Kerja Sama Iran dan Arab Saudi soal Energi

Peluang kerja sama yang dapat dijalankan terutama impor minyak mentah, kondesat dan elpiji.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 24 Feb 2016, 17:50 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2016, 17:50 WIB
20160125- Menteri ESDM Sudirman Said Raker Komisi VII-Jakarta-Johan Tallo
Menteri ESDM, Sudirman Said menyimak keterangan Komisi VII saat membahas divestasi saham PT Freeport Indonesia, Blok Masela, Blok Mahakam, pengoperasian Lapindo, hingga harga gas, Jakarta, Senin (25/1/2016). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia mengambil kesempatan atas dicabutnya sanksi Iran dengan melakukan penjajakan kerja sama pada sektor energi. Selain itu, juga dilakukan penjajakan kerja sama dengan Arab Saudi.

‎Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan, pemerintah terus menjalin hubungan dengan Iran, untuk memuluskan rencana kerja sama yang akan dijalin.

"Sebenarnya Iran ini sebenarnya pertemuan keenam atau tujuh kita sudah ke Iran dua kali, dia ke sini juga 2-3 kali, dan kemarin di Bali juga ketemu," kata Sudirman, di ‎Jakarta, Rabu (24/2/2016).

Sudirman menyatakan, peluang kerja sama yang bisa dijalankan adalah impor minyak mentah, kondesat dan elpiji. Selain itu juga pertukaran ilmu tentang Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).

"Yang lain-lain akan study mengenai hydro karena hydro mereka sangat banyak. Kemudian kerja sama untuk membangun twin turbin. Insyaallah dalam 2-3 minggu ke depan kami akan ke Iran," tutur dia.

Selain dengan Iran, Pemerintah Indonesia juga sedang melakukan‎ penjajakan kerja sama dengan Arab Saudi dengan rencana pengembangan kilang Tuban dan pembangunan rumah sakit oleh PT Pertamina (Persero) untuk mengakomodir warga negara Indonesia di Arab Saudi.

"Arab Saudi, rencana kilang Tuban. Kemudian rencana Pertamina bangun Rumah Sakit di Arab Saudi mereka punya tanahnya," ujar dia.

Sudirman menuturkan, saat ini kerja sama tersebut masih dalam tahap kajian. Terkait ekspansi perbankan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ke Timur Tengah, pemerintah ‎masih menunggu arah Bank Indonesia.

"Benar bahwa perbankan kita belum hadir di Iran, ini yang sedang kita dorong. Presiden sudah memberikan arahan supaya BI bersiap-siap bersama bank BUMN masuk ke sana. Sekarang Pertamina cari cara sebelum BI secara resmi membuka kerja sama," tutur Sudirman. (Pew/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya