‎Iran Bakal Kembangkan Nuklir di Indonesia

Iran merupakan salah satu negara yang diawasi teknologi nuklirnya oleh negara-negara Barat.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 30 Jul 2015, 18:00 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2015, 18:00 WIB
PLTN
Iran merupakan salah satu negara yang diawasi teknologi nuklirnya oleh negara-negara Barat.

Liputan6.com, Jakarta - Iran merupakan salah satu negara yang diawasi teknologi nuklirnya oleh negara-negara Barat. Pakar nuklir Iran pun akan dikirimkan ke Indonesia untuk membagikan pengetahuan tersebut.

"‎Dalam waktu dekat ini akan ada tiga delegasi yang datang dari Iran. Pertama, delegasi terkait Iptek canggih, teknologi yang canggih itu tentu saja di antaranya di bidang nuklir," kata Deputi Setwapres Dewi Fortuna Anwar, di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (30/7/2015).

‎Dubes Iran, Valiollah Mohammadi‎, mengatakan negaranya tidak akan menutupi teknologi tercanggih yang mereka miliki. Teknologi nuklir yang dibagikan dengan Indonesia pun dengan tujuan damai.

"Republik Islam Iran siap berkerja sama dengan negara-negara sahabatnya untuk membagikan pengalaman di bidang teknologi-teknologi canggih sesuai dengan peraturan internasional," ujar Mohammadi.

‎Selain delegasi Iran yang mewakili ilmu nuklir itu, akan hadir pula delegasi tingkat tinggi dari bidang perminyakan dan delegasi dari Bank Sentral Iran untuk menemui Bank Indonesia dan OJK.

Dewi Fortuna menjelaskan pertemuan dua bank sentral itu untuk membicarakan masalah keuangan, agar kerja sama yang dicapai nanti tidak terkendala soal pembayaran.

"Walaupun ada keinginan untuk bekerja sama, terkendala karena masalah keuangan dan perbankan karena Iran kena sanksi, jadi dari segi ekspor dan pembayaran memang memerlukan intermediasi bank itu kan sulit. Ini yang akan diprioritaskan," terang dia.

‎Bahas ISIS

Dalam pertemuan ini, ‎Mohammadi juga membahas perkembangan dunia Islam. Ia menuturkan dirinya dan JK sepakat bahwa perlu dicari solusi terutama terkait Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

‎"Kami juga membahas perkembangan dunia Islam dan kedua pihak menyepakati perlu diadakannya kerja sama untuk membahas persoalan yang melanda umat Islam dan mencari jalan keluar terbaiknya," imbuh dia.

Mohammadi juga meminta agar diselenggarakan Komisi Ulama Islam Iran dan Indonesia untuk lebih serius membahas ISIS.

‎Terkait ISIS, Indonesia telah mengambil inisiatif dengan mengambil momentum Konferensi Asia-Afrika (KAA). Saat itu, diadakan pertemuan internal antarpemimpin negara Organisasi Konferensi Islam (OKI).

"‎Kita ingin memajukan Islam yang moderat, yang tidak membenarkan adanya kekerasan, terorisme, dan lain-lain yang menimbulkan konflik dalam masyarakat Muslim," tandas Dewi Fortuna. (Alvin/Ndw)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya