Berapa Harga Solar Jenis Baru Pertamina?

Pertamina harus mengurus beberapa izin untuk meluncurkan produk baru tersebut.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 24 Feb 2016, 21:20 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2016, 21:20 WIB
20160217-Pengecekan-Tera-Meter-Pertamina-Jakarta-AY
Petugas memasukan BBM kedalam tera meter di SPBU Abdul Muis Jakarta, Rabu (17/2). Pengecekan tersebut untuk mengetahui agar tidak ada kecurangan dan memastikan takaran yang pas bagi para pengguna BBM. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) bakal mengeluarkan solar jenis baru. Dengan begitu, maka bertambah varian solar dari yang ada selama ini seperti Pertamina Dex dan biosolar.

Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Ahmad Bambang‎ belum membeberkan harga yang bakal dikenakan untuk solar baru itu. Namun, ketika ditanya apakah bakal di bawah Rp 8.000 per liter Bambang membenarkan. "‎Tidak sampai (Rp 8.000 per liter)," kata dia di Tangerang, Rabu (24/2/2016).

‎Dia mengatakan, untuk meluncurkan produk tersebut Pertamina harus mengurus beberapa izin. Salah satunya, izin dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM). "‎Paralel. Di lapangan, uji lapangan. Izin administrasi ke BKPM. Jadi masih proses," ujar dia

Dia mengatakan, dengan ada produk tersebut maka konsumen memiliki alternatif bahan bakar. Ahmad juga menuturkan, ‎bahan bakar tersebut juga memiliki kualitas yang baik.

Baca Juga


"Jauh (harga) di bawah Pertamina Dex. Tujuannya supaya mobil common nya jalan bagus. Tidak perlu pakai BBM yang sangat mahal, tapi sudah jalan bagus. Sekarang Kijang Innova diesel, kalau pakai solar biasa dicampur FAME agak masalah. Artinya orang pada ngomong tarikannya kurang. Nah ini yang lebih bagus," ujar dia.

Ada pun solar jenis baru ini bakal dicampur 20 persen minyak sawit. GM MOR III Pertamina, Afandi mengatakan, varian solar baru tersebut memiliki kandungan sulfur‎ yang lebih rendah dari solar non subsidi (Pertamina Dex) namun lebih tinggi dari biosolar. Pertamina Dex memiliki kandungan sulfur 3500 ppm sedangkan solar subsidi (biosolar) memiliki kandungan sulfur 300 ppm.

"Pastinya kita punya Pertamina Dex dan solar subsidi ya di antara itu (kandungan sulfurnya, " kata Afandi, di Kantor Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Senin 22 Februari 2016.

Afandi mengungkapkan, rencana pengeluaran solar jenis baru ini untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Lantaran, saat ini hanya ada dua jenis solar yang ada di Indonesia, sementara di pasar internasional ada beragam jenis solar. (Amd/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya