Pengusaha: Tenaga Kerja RI Hanya Dicetak Jadi Pemikir

Hanya sebagian kecil tenaga kerja RI yang memiliki keterampilan.

oleh Septian Deny diperbarui 27 Feb 2016, 16:50 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2016, 16:50 WIB
20160108-Ribuan-Pencari-Kerja-Serbu-Smesco-HEL
Pencari kerja melewati pelataran SMESCO Exhibiton Hall saat Indonesia Career Expo 2016, Jakarta, Jumat (8/1/2016). Terbatasnya kesempatan kerja diakibatkan ketidaksesuaian kebutuhan dengan ketersediaan tenaga. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai sebagian besar sumber daya manusia (SDM) Indonesia merupakan lulusan ilmu murni. Hanya sebagian kecil yang memiliki keterampilan.

Ketua Umum Apindo Haryadi Sukamdani mengatakan, sejak tahun 90-an, sebagian besar tenaga kerja Indonesia minim keterampilan. Hal ini bahkan dinilai tidak mengalami banyak perubahan hingga saat ini.

"Belum banyak perubahan dari tahun 1992 sampai saat ini. Kita belum punya tujuan dari tenaga kerja kita akan dibawa ke mana. Sebagian besar kualitas SDM kita masih di bawah SMA," ujarnya di Jakarta, Sabtu (27/2/2016).


Dia menjelaskan, sistem pendidikan di Indonesia selama ini kebanyakan diisi dengan ilmu. Keilmuan yang bersifat praktik banyak sedikit diajarkan di sekolah dan lembaga pendidikan di dalam negeri.

"Jadi 80 persen itu hanya menghasilkan ilmu murni dan hanya 20 persen praktik. Jadi bangsa kita hanya di-setting untuk menjadi bangsa pemikir," kata dia.

Menurut Haryadi, dengan rata-rata tenaga kerja Indonesia hanya pendidikan yang rendah, maka dibutuhkan industri mampu membangun research and development (R&D) secara konsisten. Dengan demikian, kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kerja Indonesia bisa diasah dan ditingkatkan.

"‪Kalau level pendidikan kita itu rendah, kita butuh industri yang cocok. Butuh industri yang dapat meningkatkan skill mereka," tandasnya. (Dny/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya