Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perindustrian Saleh Husin menerima kunjungan rombongan investor asal Jepang, Kansai Economic Federation yang dipimpin oleh Mr. Shosuke Mori pada Selasa (8/3/2016). Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak membicarakan masalah peningkatan kompetensi dan produktivitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia.
Saleh mengatakan, kerja sama dengan Jepang dalam meningkatkan kemampuan tenaga kerja di bidang industri saat ini semakin penting. Hal ini dalam rangka menghadapi tantangan dan meraih peluang investasi di bidang industri manufaktur.
"Di bidang mold and dies, pengelasan dan lain-lain perlu ditingkatkan SDM-nya. Termasuk program magang di Jepang selama 1-3 tahun, dan nantinya baru ditempatkan di perusahan Jepang‎," ujarnya di Jakarta, Selasa (8/3/2016).
Saat ini, tenaga kerja Indonesia dihadapkan pada kompetensi dan produktifitas yang masih rendah. Hal ini berpengaruh pada daya saing sektor industri manufaktur.
"SDM industri kita masih rendah, ini yang perlu ditingkatkan. Sebab ini tidak menguntungkan posisi Indonesia ketika menghadapi persaingan global,"‎kata dia.
Baca Juga
‎‎Saleh mengungkapkan, pada tahun ini Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah menetapkan beberapa sasaran pembangunan SDM di bidang industri. Sasaran-sasaran tersebut antara lain tersedianya 1.600 orang tenaga kerja industri terampil dan kompeten, tersedianya 2.600 orang tenaga kerja tingkat ahli yang kompeten dan tersedianya 30 standar kompetensi di bidang industri.
Selain itu, Kemenperin juga menargetkan tersedianya 10 lembaga sertifikasi profesi dan tempat uji kompetensi, tersedianya 150 orang tenaga asesor kompetensi dan asesor lisensi, pembentukan dua lembaga pendidikan vokasi industri berbasis kompetensi serta pembentukan tiga inkobator bisnis untuk wirausaha industri.Â
Sebelumnya, Kansai Economic Federation telah bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution. Dalam pertemuan tersebut, diharapkan pengusaha asal Jepang tertarik investasi baru maupun ekspansi di Indonesia. Chairman Kenkeiren, Mori mengungkapkan ‎pemerintah diwakili Menko Perekonomian Darmin menjelaskan secara gamblang kondisi perekonomian dan arah kebijakan pemerintah‎ Indonesia. Sambungnya, disampaikan pula bidang usaha yang sedang digeber pengembangannya oleh pemerintah.
"Yang paling penting ekspor dan mutu tenaga kerja, serta industri yang banyak membutuhkan tenaga kerja. ‎Bapak Menteri juga berharap kepada perusahaan Jepang yang unggul untuk investasi di bidang infrastruktur," jelas dia.Â
Untuk mengundang penanaman modal asing (PMA) deras mengalir ke Indonesia, kata Mori, pemerintah telah melakukan upaya perbaikan kemudahan izin usaha sehingga memberi kenyamanan dan kepastian perusahaan asing yang berminat membenamkan investasi dan beroperasi di Tanah Air.
"Di organisasi kami Kenkeiren ada perusahaan-perusahaan ‎di wilayah Kansai. Jadi hasil pertemuan ini kami akan sampaikan kepada para anggota supaya bisa dipikirkan apa saja yang bisa Jepang lakukan untuk Indonesia," ujar Mori.
Diakui Mori, pengusaha Jepang di wilayah Kansai belum menyatakan minat investasi di Indonesia. Hanya saja peluang ke arah merealisasikan kegiatan penanaman modal sangat terbuka lebar karena Indonesia saat ini lebih terbuka dengan revisi Daftar Negatif Investasi (DNI) meskipun Jepang sebelumnya gagal menembus proyek kereta cepat rute Jakarta-Bandung.
"Kami sampaikan tadi ke Bapak Menteri bahwa masih banyak bidang infrastruktur di Indonesia. Jadi perusahaan Jepang sudah siap membantu walaupun fokus khusus belum ada, tapi kami tetap ingin beroperasi dan berkontribusi di Indonesia di bidang infrastruktur, elektronik, pembangkit listrik, manufaktur yang sudah ada maupun belum ada," ucap dia. (Dny/Gdn)
*Saksikan Live Gerhana Matahari Total, Rabu 9 Maret 2016 di Liputan6.com, SCTV dan Indosiar Mulai Pukul 06.00 - 09.00 WIB. Klik di sini.
Advertisement