Liputan6.com, Jakarta - Inpex sebagai salah satu investor Blok Masela, menyatakan akan mengurangi jumlah karyawannya. Hal ini dilakukan terkait belum ada kejelasan tentang Plant Of Development (POD) mengenai blok gas terbesar di dunia ini.
Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi mengungkapkan saat ini jumlah pekerja Inpex yang ada di Indonesia sekitar 300-400 orang. Dari total pekerja itu akan dikurangi mencapai 60 persen.
Baca Juga
"Downsizing ini direncanakan menjadi tinggal 40 persen dari total personil di Indonesia," kata Amien di kantornya, Rabu (16/3/2016).
Advertisement
Amien menambahkan apa yang bakal dilakukan Inpex tersebut dikhawatirkan menimbulkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).‎ Pekerja yang bakal dikurangi tersebut untuk kelas engineer.
Baca Juga
Tak hanya Inpex, Amien mengaku informasi yang ia terima, Shell juga berencana melakukan hal sama.
‎CEO Shell Indonesia telah meminta kepada para engineernya di Belanda, Kuala Lumpur dan Jakarta yang semula bekerja untuk proyek Masela segera mulai mencari pekerjaan baru di internal Shell global.
"Kami menyayangkan‎ bahwa dalam situasi ekonomi Indonesia yang sedang menggalakkan investasi, ternyata ada investasi besar yang sudah di depan mata harus mundur minimal dua tahun," kata Amien.
Tidak hanya itu, Amien juga memohon secara khusus kesabaran dari warga Maluku‎. Dengan terpaksa rakyat menjadi tertunda menerima manfaat dari proyek ini minimal hingga dua tahun mendatang.
Amien menambahkan, sebenarnya Inpex Indonesia masih sangat mengharapkan keputusan persetujuan revisi POD dapat segera diberikan.
Akan tetapi, Inpex Indonesia juga menyatakan seandainya keputusan tersebut diberikan saat ini dan yang diputuskan tersebut adalah pilihan yang sesuai dengan rekomendasi SKK Migas yaitu Offshore (lepas pantai), maka jadwal Final Investment Decision) proyek Masela mundur hingga 2020.
Seperti diketahui, keputusan pengembangan Blok Masela ini‎ masih menjadi isu di internal pemerintahan. Isu itu muncul dengan ada perbedaan pendapat antara dua menteri yaitu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli dengan Menteri ESDM Sudirman Said.
Hingga kini Presiden Jokowi juga belum memutuskan rencana pengembangan Blok Masela tersebut apakah akan dilakukan di darat (Onshore) atau di tengah laut (Offshore). Rencananya, Presiden Jokowi masih akan mengadakan rapat terbatas dengan beberapa pihak terkait sebelum memutuskan hal ini. (Yas/Ahm)