Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah tengah dihadapkan dengan perbedaan pendapat para menteri mengenai rencana keputusan pembangunan blok gas terbesar di dunia, yaitu Blok Masela.
Silang pendapat antar menteri baik di media masa atau di sosial media ternyata juga mengundang perhatian mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Hal ini diungkapkan saat berdialog dengan para pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang Indonesia (Kadin).
Baca Juga
SBY mencatat, sebenarnya keputusan mengenai blok Masela dan juga divestasi saham Freeport Indonesia tidak perlu dijadikan sebuah polemik jika tujuan dan konsep soal dua proyek melibatkan Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia itu jelas.
Advertisement
"Soal Masela dan Freeport, yang penting konsepnya jelas, logis, transparan, tidak ada kepentingan macam-macam, kecuali untuk kepentingan negara, ekonomi dan masyarakat, maka sebetulnya tidak akan jadi masalah apa pun," kata SBY di Menara Kadin, Jakarta, Kamis (3/3/2016).
Baca Juga
Lebih spesifik mengenai Blok Masela, SBY mengakui untuk memutuskan mengenai eksplorasi gas dilakukan di tengah laut (offshore) dan di daratan (onshore) memang tidak sulit. Semua perlu banyak pertimbangan dengan intinya manfaat lebih banyak ke masyarakat.
Tidak kalah penting, dalam mengambil keputusan itu transparan serta kekompakan para pejabat negara dinilai satu modal yang perlu dijaga. "Tidak harus ada benturan kiri kanan itu yang diinginkan rakyat. Solusi yang cespleng dan penting, di atas segalanya jangan pecah kongsi, kompak," ujar SBY.
Masyarakat dan para pengusaha harus memberikan kesempatan kepada pemerintah untuk mempertimbangkan segalanya demi memutuskan pembangunan Blok Masela. Jika suatu saat nanti sudah diputuskan, semua pihak diminta untuk mendukung.
Sebelumnya, SBY juga pernah mengomentari kurang kompaknya Menteri Perhubungan dan Menteri BUMN dalam memutuskan pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung. (Yas/Ahm)